Roy Suryo Keterlaluan: Peringatan Sumpah Pemuda di Bulan Maret

Monday 17 Mar 2014, 12 : 52 am
by
Roy Suryo

JAKARTA-Bersembunyi di balik kegiatan kerja kementeriannya, Roy Suryo mengadakan kampanye  terselubung di dapilnya Yogyakarta dengan berbagai kegiatan.

Seluruh kegiatan selama sepekan yang diadakan di kota Gudeg itu bertemakan dunia kepemudaan termasuk seminar, pagelaran wayang kulit dan pertunjukan music Slank.

Bahkan tanpa ragu, Roy Suryo memperingati Sumpah Pemuda ke 86 tahun pada bulan Maret dengan menggelar pagelaran wayang kulit di Taman Parkir Abu Bakar Ali.

Demikian ditegaskan oleh Sekjen PBHMI, Muhammad Chairul Basyar dalam rilisnya pada Minggu (16/3).

Kesimpulan ini, dikatakan juga, merupakan hasil riset rekan-rekan mahasiswa di Yogyakarta berdasarkan pemberitaan media lokal Yogyakarta dari 1 – 8 maret.

PBHMI memastikan dengan berdasar pada riset itu, Roy Suryo tidak meminta cuti dari Presiden SBY, melakukan kampanye terselubung dan menggunakan fasilitas negara demi kepentingan pencalegannya sebagai anggota DPR-RI di Dapilnya Yogyakarta.

Dijelaskan Muhammad Chairul Basyar,, meskipun menggelar begitu banyak acara kepemudaan dalam berbagai bentuk, Roy Suryo melupakan Peringatan Serangan Umum 1 Maret yang menandai direbutnya kembali Lapangan Terbang Maguwo, Yogyakarta dari tangan Belanda.

Serangan Umum itu yang terkait kental dengan eksistensi Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia.

Dilihat dari substansinya, seharusnya peringatan ini dilakukan oleh Roy Suryo, untuk tetap menggelorakan semangat juang kaum muda Indonesia.

Oleh karena itu, PBHMI meminta Presiden SBY mengambil tindakan tegas terhadap Roy Suryo yang meninggalkan kantor kementerian dalam waktu lama demi kepentingannya sendiri.

“Itu khan triknya Roy Suryo dalam berkampanye. Bagaimana mungkin seorang menteri selama satu pekan mengadakan kunjungan di satu daerah dengan begitu banyak kegiatan. Lha daerah lain bagaimana?” ujar Ilung, panggilan akrab Sekjen PBHMI ini.

Menurut Ilung, Roy itu adalah orang yang tidak tahu diri.

Asalnya dari Yogyakarta, dapilnya Yogyakarta, mengadakan berbagai kegiatan tentang kepemudaan di Yogyakarta tapi melupakan spirit Yogyakarta sebagai kota pahlawan terkait dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

“Makanya Roy Suryo itu harus belajar sejarah dan juga belajar nyanyi Indonesia Raya.  Masak Sumpah Pemuda diperingati pada bulan Maret ? ” tanya Ilung.

Ilung juga mempertanyakan, tentang deklarasi Tahun 2014 sebagai Tahun Kebangkitan Pemuda yang diadakan di  Hotel Ambarukmo.

“Sebagai elemen pemuda, PBHMI sama sekali tidak mendapat undangan adanya deklarasi ini. Apakah deklarasi tersebut hanya untuk pemuda Yogya saja ? Bagaimana dengan kehadiran ormas-ormas yang lain ?” tanyanya.

Menurut pemandangannya, dalam pencalegan ini,  selain tidak tahu diri, Roy Suryo juga tidak percaya diri dan bahkan kegiatannya  berpotensi memancing kerusuhan.

Pada 2 Maret, sebagai contoh, ketika Siti Hediati Soeharto (Titik Soeharto) dari Partai Golkar mengadakan tablig akbar di Alun-alun utara, Roy Suryo mengadakan pertunjukan band Slank di Alun-alun Selatan.

Situasi seperti itu, menurut Ilung, sangat disayangkan dan tidak pernah dipikirkan oleh Roy Suryo sebagai pejabat negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Peredaran Uang Palsu Meningkat Jelang Lebaran

JAKARTA-Bank Indonesia (BI)  meminta masyarakat mewaspadai kemungkinan bakal maraknya peredaran

Wapres Bagi Tips Cara Mendongkrak Performa Industri Asuransi Syariah

JAKARTA- Pertumbuhan sektor industri asuransi syariah relatif cukup rendah. Ironisnya,