JAKARTA- Analis valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (25/3) kembali melemah karena pelaku pasar mulai khawatir terhadap masalah Siprus setelah hasil pungutan suara parlemennya yang menolak syarat-syarat mekanisme dana talangan (bailout). “Rupiah diperdagangkan di posisi 9.720-9.760 per dollar Amerika Serikat (AS),” ujar analis Lana Soelistianingsih di Jakarta, Minggu (24/3).
Menurut dia, pergerakan rupiah masih belum lepas dari bayang-bayang sentiment negative di Eropa. Berlarut-larutnya pembahasan bailout di Siprus membuat proses pemulihan ekonomi di Eropa kembali terganggu. “Kekhawatiran perbaikan ekonomi di Zona Euro menekan nilai tukar euro dan berimbas kepada pelemahan beberapa mata uang dunia termasuk rupiah dan berpeluang mengeskalasi dollar AS sebagai safe-haven currency,” kata dia.
Lana menambahkan risiko kebangkrutan Siprus meningkat, membuat badan peringkat S&P menurunkan peringkat utang Siprus dari CCC+ (triple C plus) menjadi CCC (triple C) dengan catatan acute problems untuk sektor perbankannya. “Ketidakpastian di Siprus itu direspon negatif pasar keuangan,” jelas dia.
Selain dipicu oleh berlarutnya masalah dana talangan di Siprus, dia melihat pelemahan rupiah ini juga dipicu kebijakan dari Federal Reserve yang masih menjalankan kebijakan moneter longgar. Sentimen lain adalah membaiknya sejumlah data ekonomi AS yang menegaskan keberlanjutan pemulihan ekonomi AS.