Rupiah Sepekan Menguat Diintervensi BI

Friday 25 Jan 2013, 1 : 50 pm
by
ILUSTRASI

JAKARTA-Nilai tukar selama perdagangan sepekan cenderung menguat karena aktifnya Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi  di pasar uang.

Intervensi BI ini membuat rupiah sempat menguat hingga mencapai level 9.620 per dollar Amerika Serikat (AS) sebelum ditutup disekitar level 9.645 per dollar AS.

“Jaminan suku bungan The Fed yang rendah merupakan faktor menguatnya rupiah akhir pekan ini. Apalagi, setelah angka pengangguran AS yang dirilis pada Kamis (24/1) malam diprediksi sudah cukup tinggi menjadi 359 ribu dibandingkan pekan sebelumnya di level 335 ribu,” ujar  Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Jumat (25/1).

Menurut dia, konsistensi BI mengawal rupiah menjadi kata kunci apresiasi rupiah selain karena dana asing terus masuk khususnya di pasar saham domestic.

Berlangsungnya debt switch pekan ini juga menopang rupiah karena menunjukkan masih besarnya minat investor atas obligasi Indonesia.

Dia mengatakan, pelaku pasar lebih fokus pada data-data ekonomi AS yang lemah di mana tingkat pengangguran naik dan sektor manufaktur justru mengalami penurunan.

Akibatnya, laju Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang belum terlalu kuat bisa menjamin tingkat suku bunga rendah yang telah disinyalkan oleh The Fed.

Situasi itu, dia menegaskan menjadi sentimen negatif bagi dolar AS dan positif bagi rupiah.

“Selebihnya, pasar masih menunggu perkembangan terbaru dari plafon utang AS alias debt ceiling,” ungkap dia.

Dia memperkirakan, permintaan dollar AS diperkirakan akan meningkat seiring kian dekatnya akhir bulan yang mendorong aksi beli dollar oleh korporat.

Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada The Fed yang akan menyelenggarakan FOMC Meeting pada 31/1 mendatang.

Dollar AS tetap menjadi pilihan pelaku pasar jika ketidakpastian perekonomian dunia meningkat dan  berpeluang menekan rupiah di dalam negeri.

Lebih lanjut, dia melihat, kesenjangan antara pasokan dan permintaan menjadi faktor yang membuat rupiah agak tertekan dalam beberapa bulan terakhir.

Demikian juga dengan permintaan dollar AS dari eksportir yang masih tetap tinggi juga menjadi salah satu faktor yang cukup menekan pergerakan rupiah.

“Karena itu, upaya bank sentral untuk meminta para BUMN untuk membeli dollar AS dari BI serta melakukan intervensi, diharapkan bisa mengatasi kelangkaan dollar AS,” pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Konser ‘Gaspoll Satu Putaran Prabowo-Gibran’ Dibubarkan Panwaslu

 SURABAYA –  Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surabaya terpaksa menghentikan

Buka Kantor ke 36 dan 37, Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Optimis di 2020

JAKARTA-Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) resmi membuka kantor yang ke-36