“Ruwah Gumregah” Kampung Wisata Budaya Langenastran

Tuesday 15 May 2018, 5 : 09 pm
by
Ir. KRT. Radyowisroyo Sumartoyo (Ketua Paguyuban Kampung Wisata Budaya Langenastran, Yogyakarta)

Nama kolah sendiri dipercayai berasal dari bahasa arab yaitu kata “Khalaqa”, yang artinya menciptakan. Atau juga dari kata “Khaliq” yang berarti Sang Pencipta. Dengan kata lain, Kolak ini merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kolak ini sebagai simbol harapan dari pembuatnya, agar selalu ingat kepada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.

Kemudian nama Ketan juga dipercaya berasal dari “Kemutan” dalam bahasa Jawa, yang artinya teringat. Hal ini sebagai simbol perenungan dan instropeksi diri atas kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan. Dengan kata lain, sebagai manusia harus selalu ingat atas dosa-dosanya dan merenungkannya. Ada pula yang mempercayai nama ketan diambi dari bahasa Arab, Khatam yang artinya tamat. Hal ini menyimbolkan umat dari nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW. Ada pula yang mempercayai nama Ketan dari kata Khotam, juga dari bahasa Arab yang berarti kesalahan.

Paguyuban Kampung Wisata Budaya Langenastran didirikan pada tahun 2016 dengan motor penggerak KRT Radyowisroyo Sumartoyo, AM Putut Prabantoro, dan Y. Sri Susilo untuk menggali dan mempromosikanb potensi budaya dan menjadikan aset wisata di sekitar Alun-alun Kidul Yogyakarta. Secara rutin paguyuban menyelenggarakan event tahunan, misalnya “Festival Batik dan Bathok”, “Ruwah Gumregah”, serta diskusi yang berkaitan dengan budaya dan wisata.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Gempa Bumi M5,2 di Barat Daya Nias Barat, Tidak Sebabkan Tsunami

JAKARTA-Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 terjadi di sebelah barat daya

Polisi Gagalkan Peredaran Miras Ilegal di Tangerang

TANGERANG-Kepolisian sektor Cipondoh Polres Metro Tangerang, berhasil menggagalkan peredaran minuman