SBY: Inflasi Musuh Perekonomian Rakyat

Wednesday 21 May 2014, 5 : 32 pm
by

JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan pergerakan inflasi  maupun harga yang naik tinggi serta tidak stabil, merupakan musuh ekonomi dan musuh rakyat. Peningkatan penghasilan pegawai dan buruh selama ini tidak akan ada artinya jika harga terus melambung. “Kita sudah susah payah meningkatkan penghasilan, menaikkan gaji pegawai, meningkatkan upah buruh. Tapi kalau harga juga melambung tinggi, tentu kenaikan penghasilan tidak ada artinya,” ujar kata SBY saat membuka Rakornas Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPD) V 2014, di Jakarta, Rabu (21/5).

Menurutnya, kondisi harga yang naik dengan tinggi dan dengan pergerakan yang tidak stabil merupakan musuh ekonomi dan musuh rakyat. Padahal stabilitas harga merupakan salah satu dari tiga komponen penting dalam makro ekonomi, selain pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan.

SBY menjelaskan, harga yang tidak stabil juga menyulitkan bagi dunia usaha untuk menjalankan rencana bisnisnya karena harga melonjak tidak menentu. Oleh karena itu, SBY menegaskan, stabilitas harga juga merupakan salah satu komponen penting dalam makro ekononi.

Dalam makro ekonomi ada tiga hal penting, yaitu pertumbuhan, penciptaan lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi pengangguran, dan stabilitas harga. “Kalau harga stabil, inflasi terkendali, maka bersama dengan pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, makro ekonomi sebuah negara akan baik,” jelasnya.

Makro ekonomi, kata SBY, adalah agregat dari mikro ekonomi. Kalau mikro ekonomi di banyak tempat di suatu negara baik, maka makro ekonomi juga baik. “Jadi, jangan mendikotomikan secara tidak tepat. Bedakan antara mikro ekonomi dan sektor riil,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, juga diserahkan trofi kepada TPID Terbaik 2013 tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta TPID Berprestasi 2013 untuk tingkat Kabupaten/Kota. Nominasi peraih penghargaan ini dipilih berdasarkan 3 kategori kawasan yaitu Sumatera, Jawa, dan Kawasan Timur Indonesia.

Untuk tingkat provinsi, penghargaan TPID Terbaik 2013 diberikan oleh Menko Perekonomian Chairul Tanjung kepada provinsi Sumsel, DI. Yogyakarta, dan Kalimantan Tengah. Kemudian kepada TPID Terbaik 2013 tingkat Kabupaten/Kota oleh Mendagri Gamawan Fauzi kepad kota Padang, Sumbar; kabupaten Jember, Jatim; dan kota Pontianak, Kalbar. Dan untuk TPID Berprestasi 2013 diberikan oleh Gubernur BI Agus Martowardojo kepada kota Tebing Tinggi, Sumut; kabupaten Malang, Jatim; dan kabupaten Sinjai, SulSel.

Sebelumnya, dalam forum rakornas yang mengambil tema ‘Memperkuat Koordinasi Pusat Daerah dan Mempercepat Kerjasama Antar Daerah dalam Upaya Menjaga Stabilitas Harga serta Meningkatkan Perekonomian Daerah’ ini, Ketua Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID Agus Martowardojo berharap agar forum rakornasi ini menciptakan sinergi dalam upaya merumuskan solusi atas permasalahan terkait stabilitas harga utamanya dalam mengatasi tantangan 2014.

Menurut Agus, di tengah meningkatnya tantangan, inflasi semula diperkirakan akan mencapai dua digit, namun pada kenyataannya mampu dikelola dengan baik sehingga angka inflasi berada pada tingkat rendah di 8,3 persen. “Itu semua tidak terlepas dari dukungan 233 Tim Pengendalian Inflasi Daerah. Berbagai upaya konkret diakukan dan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah,” kata Agus.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jazilul : Jokowi Harus Keras Terhadap Kebiadaban Israel

JAKARTA-Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Nusantara Mengaji H. Jazilul Fawaid mengutuk

Defisit Neraca Perdagangan US$ 300 Juta

JAKARTA-Defisi neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2014 diprediksi US$ 300