JAKARTA-PT Bank OCBC NISP Tbk mengumumkan, pertumbuhan kredit (gross) hingga akhir Juni 2014 tercatat sebesar 15 persen menjadi Rp 65,5 triliun dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp71,35 triliun. Sehingga, loan to deposit ratio NISP masih tercatat sebesar 91,5 persen.
Menurut Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, dari nilai kredit NISP tersebut disalurkan untuk modal kerja dan investasi masing-masing 41 persen, sedangkan kredit konsumer hanya 18 persen.
Dengan DPK yang masih lebih besar dari kredit, kata dia, LDR di akhir paruh pertama 2014 sebesar 91,5 persen atau sedikit di bawah batas maksimal yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 92 persen. “Guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, Bank OCBC NISP mengimbangi peningkatan kualitas produk dan layanan dengan semakin aktif mengembangkan program-program inovatif dan bernilai tambah bagi para nasabah,” kata Parwati dalam siaran pers yang kirim melalui surat elektronik, Kamis (24/7).
Parwati mengatakan, Bank OCBC NISP berhasil menumbuhkan asetnya menjadi Rp 100,6 triliun di Semester I-2014 atau meningkat 23 persen (year-on-year). Pendapatan bunga bersih mengalami pertumbuhan sebesar 22 persen (yoy) menjadi Rp1,8 triliun.
Kinerja Keuangan Utama (Unaudited) | |||
30 Jun 2014 (Rp Miliar) |
30 Jun 2013 (Rp Miliar) |
Kenaikan | |
Total Aset | 100.593 | 81.748 | 23% |
Kredit (gross) | 65.506 | 56.892 | 15% |
Dana Pihak Ketiga | 71.352 | 57.892 | 23% |
Total Ekuitas | 14.175 | 9.351 | 52% |
Pendapatan Bunga Bersih | 1.805 | 1.485 | 22% |
Laba Bersih | 632 | 536 | 18% |
Dia menyebutkan, kenaikan pendapatan bunga ini mendorong peningkatan laba sebesar 18 persen menjadi Rp632 miliar. Selain itu, NISP juga berhasil memperbaiki Cost to Income Ratio dari 57,1 persen menjadi 56,4 persen pada akhir Juni 2014. “Sejalan dengan komitmen untuk melanjutkan pertumbuhan, selama semester pertama tahun 2014 Bank OCBC NISP terus aktif melakukan ekspansi dalam berbagai aspek,” ucap Parwati.
Sementara itu, lanjut dia, permodalan NISP di Semester I-2014 mengalami pertumbuhan sebesar 52 persen (yoy) menjadi Rp14,2 triliun, sehingga meningkatkan rasio permodalan (CAR) menjadi 19,7 persen.