Senja yang Indah di Perairan Gili Lawa

Monday 30 Nov 2015, 12 : 34 pm
by

Laporan Perjalanan Wisata Ekslusif Carol Aji

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangatlah besar. Pesona indah alam nusantara ini, membentang dari Propinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Propinsi Papua dengan segala keaneka ragaman obyek pariwisata. Namun sayangnya, semua keindahan alam ini dikenal luas. Di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya. Provinsi ini memiliki banyak potensi pariwisata, baik yang sudah dikenal luas atau belum. Salah satu ikon utama yang membuat kawasan NTT terkenal adalah hewan komodo yang berada di Taman Nasional Komodo. Padahal, ada banyak lagi daya tarik yang dimiliki NTT, seperti Danau Tiga Warna Kelimutu, budaya Pasola di Sumba, budaya penangkapan ikan paus secara tradisional di Lembata, Megalitik di Sumba, perkampungan adat di Waerebo, Bena, Suku Boti dan di Sumba, Pariwisata Religi Samana Santa di Larantuka, teluk Maumere, gelombang laut yang menarik untuk peselancar di Nemberala Rote, dan Alor yang memiliki taman laut indah, Alquran tertua di Asia, serta desa-desa adat yang masih lestari. Untuk memperkenalkan sebagian pesona wisata nusantara ini, memang tidak mudah. Berbagai kegiatan promosi pariwisata digelar agar dunia lebih mengenal keanekaragaman wisata bahari Indonesia. Kali ini, wartawan www.beritamoneter.com, Carol Aji ikut dalam ekspedisi wisata nusantara bersama wisatawan mancanegara (wisman) dari Tiongkok. Laporan perjalanan wisata esklusif ini akan disampaikan secara berseri. Berikut liputannya.

Minggu , 29 November 2015 sore. Dua kapal yang membawa rombongan turis asal Tiongkok buang jangkar di perairan Gili Lawa Darat. Perairan ini persis sebuah danau karena diapit oleh beberapa pulau kecil termasuk Pulau Gili Lawa Darat. Sebagai “danau”, ia tidak cukup luas. Tak sebesar Danau Toba. Tapi sesungguhnya ini adalah lautan. Suasananya teduh.

Lalu matahari turun perlahan hingga akhirnya menghilang di balik bukit. Saya berbaring pada sebuah kursi malas di atas geladak kapal. Tak ada atap. Kecuali langit biru. Di situ ada tiga kursi dan dua kasur dilapisi sprei putih. Beberapa turis berbaring di atas kasur tersebut. Kami sama-sama menikmati senja yang indah.
Ketika matahari sudah bersembunyi di balik bukit, tiba-tiba empat ekor elang turun dari gunung dan terbang rendah di atas kapal kami. Mereka, dengan suaranya yang nyaring, seakan menyapa tamu dua kapal tersebut. Burung-burung itu tidak sedang ingin terkam wisatawan. Mereka hanya mengincar ikan yang berkeliaran di skitar kapal.

Mata elang sangat tajam. Mereka bisa melihat ikan yang muncul ke permukaan dan seketika itu juga mereka turun dan menangkap dengan kakinya yang kokoh. Setelah mangsa di dapat, mereka terbang kembali ke bukit menikmati hasil tangkapan di atas pohon yang agak jarang di bukit. Keempat elang itu belum kembali kalau belum mendapat tangkapan. Satu per satu burung elang itu kemudian sukses meraih tangkapan dan kembali ke bukit sebelum hari gelap.

Dua kapal ini berlabuh di perairan ini k
arena para wisatawan akan diajak tracking ke bukit Gili Lawa atau Gili Lawa Hill untuk menyaksikan terbitnya mata hari atau sun set besok pagi. “Biasanya berangkat ke atas jam lima pagi,” cerita anak buah kapal.

Tapi sebelum mentari terbit, senja di Minggu (29/11/2015) sangat indah dan asyik. (Carol Aji)

Foto-Foto – klik pada gambar untuk view fullscreen –


 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bangun Karya Perkasa Raih Kontrak Rp13,10 Miliar dari Central Pertiwi Bahari

JAKARTA-Manajemen PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) mengumumkan, pihaknya
Realisasi bidang kesehatan tercatat sebesar Rp77,18 triliun atau 35.9% dari pagu sebesar Rp214,96 triliun

Realisasi PEN 2021 Capai Rp326,74 Triliun

JAKARTA-Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)