Setiap Tahun, Kelas Menengah Indonesia Tumbuh 7 %

Friday 5 Oct 2012, 10 : 05 am
by
mahendra siregar
Wamenkeu, Mahendra Siregar

JAKARTA-Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan, jika setiap tahun pertumbuhan kelas menengah mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen, maka dalam kurun 18 tahun ke depan angka middle class Indonesia akan mencapai 170 juta orang.

“Kalau minimal kita tumbuh 5-6 persen atau sesuai target kami sebesar 7 persen setahun, maka dari 2011 ke 2030 akan ada tambahan kelas menengah baru sebanyak 95-125 orang,” kata Mahendra saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jumat (5/9).

Berdasarkan laporan lembaga survey McKinsey Global Institute, kata Mahendra, hingga akhir 2011 jumlah orang di kelompok kelas menengah sudah mencapai 45 juta orang.

“Perusahaan konsultan McKinsey mengatakan, kalau kita mengambil besaran USD 3.500 dolar/kapita/tahun, maka di akhir 2011 ada 45 juta orang Indonesia dalam kelompok kelas menengah,” katanya.

Tentunya, lanjut dia, angka tersebut akan lebih besar lagi jika mengacu pada kajian Bank Dunia yang menyebutkan bahwa kelas menengah ini adalah orang yang mengeluarkan belanja USD2-20 per hari.

“Dalam konteks Bank Dunia ini, ada 55 persen penduduk Indonesia di tahun 2011 yang masuk kelompok menengah,” imbuhnya.

Angka tersebut, jelas Mahendra, akan menjadi nilai yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, jika dikombinasikan dengan pertambahan populasi kelompok kelas menengah yang terus bertumbuh.

“Selalu disampaikan di berbagai kesempatan, apa yang disebut dengan demographic dividend, yaitu dimana jumlah populasi yang berusia produktif di antara 15-64 tahun jauh lebih tinggi daripada yang sudah tidak produktif,” terangnya.

Terkait dengan hal tersebut, kata dia, Indonesia masih memiliki demogrphic dividend yang terus meninggi sampai 2040 atau paling tidak hingga 30 tahun lagi.

“Ini berbeda dengan negara-negara maju yang sekarang sudah masuk the aging society, dimana penduduk di atas 65 tahun sudah berada di atas 15 persen dari total penduduk. Kalau Jepang sudah mendekati 20 persen,” kata Mahendra.

Kondisi ini, jelas dia, telah menjadikan ekonomi Indonesia lebih kuat, karena 55 persen dari pengeluaran masyarakat digunakan untuk konsumsi.

Tentunya, lanjut dia, kuatnya fundamental ekonomi saat ini juga ditambah dengan pengeluaran pemerintah dan investasi pemnerintah.

“Ini baru berdasarkan sisi domestik. Itu yan membuat Indonesia relatif lebih berdaya tahan terhadap goncangan global,” ujarnya.

Pada akhirnya, tambah dia, situasi ekonomi ini menjadi Indonesia sebagai sasaran investasi asing.

“Contohnya yang paling jelas di sektor otomotif. Pada saat pasar kita masih mengkonsumsi mobil 200 ribu unit/tahun, tidak ada terlalu banyak yang mau investasi. Tetapi, pada 2012 ini semua menginvestasikan uangnya di sini, karena mereka ingin menikmati pasar Indonesia yang semakin besar,” katanya.

Don't Miss

Wamendag Resmikan Revitalisasi Pasar Sebukit Rama

PONTIANAK-Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi, meresmikan Pasar Sebukit Rama

Mendag Zulhas: Stok Tersedia, Harga Bapok Terus Turun

BANDUNG-Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan tren penurunan harga sejumlah barang