SMF Salurkan Dana Pasar Modal ke KPR Capai Rp 20,25 Triliun

Thursday 28 Jan 2016, 4 : 20 pm
by
Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto dalam “Konferensi Pers Kinerja Tahun 2015 dan Rencana 2016 SMF,” di Graha SMF, Jakarta, Kamis (28/1).

JAKARTA-PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, kembali mencatatkan peningkatan kinerja selama tahun 2015. Indikator Kinerja Utama (IKU) SMF diukur dari jumlah dana yang telah tersalurkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan. Hingga 31 Desember 2015, total akumulasi dana yang dialirkan, mencapai Rp20,25 triliun meningkat 22% dari tahun sebelumnya yaitu Rp16,54 triliun. “Tujuan dari pendirian SMF dapat tercapai, utamanya dalam mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan, melalui sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp3,71 triliun,” kata Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto dalam “Konferensi Pers Kinerja Tahun 2015, dan Rencana 2016 SMF,” di Graha SMF, Jakarta, Kamis (28/1).

Selain peningkatan kinerja di tahun 2015, SMF juga berhasil mempertegas perannya dalam menjalankan kegiatan sekuritisasi sebagai penerbit Efek Berangun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) pertama, dengan pencatatan perdana EBA-SP KPR, “SMF-BTN01”, senilai Rp200 miliar di pasar modal. Dalam skema EBA-SP tersebut, peran SMF yaitu sebagai penerbit sekaligus penata sekuritisasi, pendukung kredit, dan investor. Hal tersebut sesuai mandat pendirian SMF dalam Pepres 1/2008 Jo.19/2005, serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.23/POJK.04/2014, sekaligus memperkuat pasar keuangan Indonesia serta mendukung pengembangan basis investor domestik.

SMF sebagai lembaga keuangan khusus di bidang pembiayaan sekunder perumahan, mengemban misi membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan. Misi SMF dapat terwujud dengan cara mengalirkan dana jangka panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan penyaluran pinjaman.

Raharjo menjelaskan peningkatan kinerja SMF tahun 2015 dicapai melalui kegiatan sekuritisasi sebesar Rp200 miliar, dan penyaluran pinjaman sebesar Rp3,51 triliun, sehingga aset SMF di tahun 2015 menembus angka Rp10 triliun, yaitu sebesar Rp10,06 triliun.

Posisi penyaluran pinjaman menjadi Rp7,84 triliun, naik 21% dari tahun sebelumnya sebesar Rp6,50 triliun.

Adapun laba bersih di tahun 2015, mencapai Rp249 miliar, naik 44% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp173 miliar. “Pencapaian tersebut terhitung cukup baik, mengingat kondisi ekonomi dalam negeri yang melambat di tahun 2015. Pendapatan laba yang diperoleh SMF di tahun 2015 begitu signifikan, meskipun bukan merupakan indikator kinerja utama,” tambah Raharjo.

Selama tahun 2015, animo Bank Pembangunan Daerah (BPD) kian meningkat. Tercatat di tahun 2015 ini, SMF telah menyalurkan pembiayaan kepada empat BPD yaitu Bank Jateng, Bank Sumut, BPD DIY, dan Bank Kalbar.

SMF juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait Program Peningkatan Kapasitas Penyaluran Kredit bersama Empat BPD, yaitu BPD Bali, Bank Riau Kepri, Bank Sulselbar, dan Bank NTT. Sebelumnya, SMF melakukan penandatangan kesepakatan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), mengenai “Peningkatan Kapasitas Penyaluran Kredit Pemilikian Rumah (KPR) dan Sumber Pembiayaannya untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD)”.

Pertumbuhan penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan. Selama tahun 2015, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp1,57 triliun melalui penerbitan obligasi PUB III tahap I, sebesar Rp500 miliar, PUB III tahap II, Rp427 miliar dan tahap III, Rp600 miliar. Sampai dengan akhir tahun 2015, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp4,78 triliun. Berdasarkan model bisnisnya, SMF menggunakan ekuitas terlebih dahulu sebagai bridging penyaluran pinjaman, untuk kemudian digantikan dengan dana penerbitan surat utang pada waktu yang tepat.

Raharjo menuturkan bahwa untuk tahun 2016, SMF akan berupaya meningkatkan penyaluran pinjaman pada perbankan syariah dan bank daerah selain perbankan konvensional melalui pendanaan dari pasar modal.

Selain itu, SMF juga berupaya meningkatkan edukasi kepada perbankan untuk melakukan sekuritisasi melalui instrument EBA-SP agar perbankan dapat mengurangi risiko kredit atas KPR akibat adanya risiko mismatch. Melalui sekuritisasi, perbankan memperoleh likuiditasnya kembali sehingga dapat disalurkan lagi ke masyarakat dalam bentuk KPR.

Disamping itu debitur yang tagihannya disekuritisasi mendapatkan pembiayaan jangka panjang dari pasar modal. “Kontribusi SMF di sektor pembiayaan sekunder perumahan terus ditingkatkan, dimana total aliran dana di 2016 ini ditargetkan mencapai Rp6,1 triliun, yang terdiri dari sekuritisasi sebesar Rp2 triliun, dan penyaluran pinjaman Rp4,1 triliun. Sementara untuk penerbitan surat utang diproyeksikan mencapai Rp2,2 triliun,” ucap Raharjo, optimis.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ini Pesan Dari Film Cinta Tapi Cinta: Ganjar & Atikoh Teladan Generasi Muda Tentang Arti Ketulusan

JAKARTA-Masa tenang jelang pencoblosan Pilpres 2024, Eight Senses Film bersama

PLTU Banten 660 MW Siap Pasok Listrik Mei 2017

JAKARTA-PT Lestari Banten Energi yang memproduksi listrik tenaga uap (PLTU)