“Soft Seeds for Hard Soils” Membangun NTT yang Mandiri dan Sejahtera

Friday 29 Sep 2017, 9 : 19 am
by

Mengapa negara-negara yang miskin sumberdaya alam lebih maju daripada negara-negara yang kaya akan sumberdaya alamnya? Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini. Dari berbagai penelitian tersebut, jawabannya terletak pada dua hal: manusia dan institusi. Kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu kunci utama dari kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Kualitas manusia ini ditopang oleh institusi yang memberi peluang dan kebebasan bagi setiap manusia untuk membuat pilihan-pilihan dalam memenuhi kebutuhan dan mewujudkan potensi-potensi di dalam dirinya. Demikian pun institusi menopang perwujudan kualitas manusia. Institusi di sini mencakup baik yang formal: kosntitusi, Undang-undang, peraturan dan kebijakan-kebijakan pemerintah; maupun yang informal seperti pranata social dan budaya, modal social seperti saling percaya (trust) dan soliditas di dalam kehidupan bermasyarakat.

Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang dari segi sumberdaya alamnya sangat terbatas, atau memiliki sumberdaya alam yang memerlukan kemampuan manusia yang tinggi untuk mengolahnya menjadi komoditas yang bisa menghasilkan output yang menunjang penghidupan berkelanjutan dari rakyatnya.

Tanah yang tidak subur dan musim kering yang panjang setiap tahun, itulah ciri khas alam NTT. Ada banyak negara atau daerah yang memiliki keterbatasan sumberdaya alam seperti NTT tetapi bisa maju dan warganya hidup sejahtera.

Alam NTT keras, tetapi bisa ditaklukkan dengan kekuatan yang lembut dan cerdas, dan bisa juga menghasilkan kekuatan yang lembut dan cerdas yaitu manusia-manusia NTT yang unggul dan cerdas. Dewasa ini banyak ahli yang membicarakan dan mengutamakan soft and smart power sebagai kekuatan yang bisa menaklukkan dan memecahkan masalah-masalah krusial baik yang bersifat lokal dan nasional maupun yang bersifat global. Soft and smart power didasarkan pada kekuatan pengetahuan, kebudayaan (yang berdasarkan pada olah akal dan pikiran) dan kekuatan jaringan yang membangun hubungan kolaboratif yang langgeng.

Dalam bukunya Bad Samaritans, Prof. Ha-Joon Chang yang berkebangsaan Korea dan mengajar di Universitas Cambridge, menceritakan tentang bagaimana Korea yang miskin dan kekurangan sumberdaya alam bisa membangun menjadi kekuatan ekonomi raksasa di dunia dewasa ini. Prof. Chang menceritakan masa kecilnya dan anak-anak seumurnya yang disajikan dengan makanan bergizi dan susu setiap hari, meskipun susu dan makanan bergizi itu berasal dari bantuan luar negeri yang di kemudian hari harus dibayar kembali sebagai utang. Tantangan alam dan kemiskinan yang begitu besar mendorong orang-orang Korea untuk melakukan investasi pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Pada pihak lain pemerintah membuat peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan (institusi) yang menunjang untuk memecahkan masalah kemiskinan dan sekaligus menunjang percepatan kemajuan bangsanya. Meskipun Korea tidak memiliki tambang besi, tetapi Korea bisa membangun perusahaan baja terkemuka dan paling menguntungkan di dunia.

Intinya adalah pada soft power, yaitu kekuatan sumberdaya manusia yang berkualitas. Bagaimana meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Nusa Tenggara Timur? Pertama-tama, perlu ada pemenuhan gizi mulai dari ibu hamil, anak balita sampai anak-anak umur Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Kedua, pendidikan yang berkualitas. Sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar dan Menengah perlu ditingkatkan kualitasnya. Karena itu semua sekolah Dasar dan Menengah perlu memenuhi indicator-indikator Standar Pelayanan Minimal. Ketiga, pelayanan kesehatan yang berkualitas. PUSKESMAS sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang terdekat dengan masyarakat perlu memenuhi Standar Pelayanan Minimal, sebagai dasar untuk memenuhi layanan kesehatan yang berkualitas. Keempat, membangun dari desa di mana rakyat NTT kebanyakan hidup dan tinggal.

Desa yang sejahtera akan menghasilkan manusia yang unggul, sehat dan sejahtera pula. Untuk itu perlu ada integrasi antara desa, unit layanan kesehatan dan sekolah.

Unit layanan pendidikan dan kesehatan didorong untuk melayani kebutuhan warga desa dalam bidang pendidikan dan kesehatan (termasuk Posyandu) dan di pihak lain desa pun terlibat dan bertanggungjawab untuk peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan.

Karena itu pemerintah Provinsi NTT perlu menemukan dan membuat kebijakan-kebijakan dan program-program yang menunjang dan memperkuat usaha-usaha pemenuhan gizi, layanan kesehatan dan layanan pendidikan yang berkualitas, serta meningkatkan kemampuan desa untuk mengelola sumberdaya yang tersedia dan dana desa secara efektif dan berkualitas.

Pemerintah Provinsi NTT juga harus membangun pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, yang bekerja untuk melayani rakyat dan menjamin terwujudnya kesejahteraan untuk rakyat.

Kekuatan manusia unggul NTT diharapkan tidak hanya bisa memecahkan masalah-masalah kemiskinan dan tantangan alam yang keras (hard soils), tetapi juga menjadi manusia yang mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat global. Sehingga NTT tidak akan lagi dikenal sebagai provinsi miskin melainkan provinsi yang menghasilkan manusia-manusia unggul yang cerdas, inovatif dan kompetitif di tingkat global. Hanya manusia yang cerdas dan unggul (soft seeds) yang bisa menaklukkan kerasnya alam NTT dan kerasnya tantangan global (hard soils).

Marsekal Muda TNI (Purn.) Robert Soter Marut, MSc.
Bakal Calon Gubernur NTT 2018 – 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bali Juarai Liga Kampung Setelah Kalahkan Sulsel, Ganjar Pranowo Anugerahkan Piala Soekarno

JAKARTA-Turnamen Sepak Bola Liga Kampung Soekarno Cup yang dilaksanakan di

Pertumbuhan Ekonomi 2013 di Kisaran 5,8%-6,2%

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013