JAKARTA-Rupiah sudah menembus angka psikologis, Rp15.000/dolar. Karena itu, Jokowi diminta tak ragu melakukan reshufle kabinet, meski waktunya tinggal satu tahun lagi.
“Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menutup mata, sekalipun opsi itu ialah presiden melakukan reshuffle kabinet,” kata Pengajar Komunikasi Politik Nasional Emrus Sihombing dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Namun begitu, Dosen UPH ini meminta pemerintah tetap harus lebih berhati-hati menentukan formula ekonomi mengatasi liarnya lonjakan dolar AS.
Karena sampai saat ini, tim ekonomi Kabinet Presiden Jokowi-JK belum memiliki solusi komprehensif untuk meredam berbagai macam faktor yang mengakibatkan rupiah tidak berdaya.
Apalagi, lanjut Direktur Eksekutif EmrusCorner, kondisi ini menggerus cadangan devisa RI.
“Terlebih, The Fed bakal terus menaikkan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan. Ini memang diakui sebagai faktor eksternal namun tim ekonomi harus sudah bersiap dan meramu formula terbaik untuk rakyat Indonesia,” ujarnya.
Emrus mengatakan, Pemerintahan Jokowi-JK tidak perlu ragu mengevaluasi kinerja tim ekonomi bila memang hasil evaluasi itu akan memberikan stabilitas dan rasa aman bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Siapapun ekonom yang mampu menyelesaikan persoalan ekonomi bangsa ini dan memberikan formula yang lebih baik, maka harus dihargai,” tegasnya.
Diharapkan, formula ekonomi tersebut dapat memperkuat rupiah, sekaligus menahan laju fluktuasi dolar AS dan berdampak mempertahankan cadangan devisa serta muaranya memperbaiki fundamental ekonomi nasional. ***