Tambang China Belum Beroperasi Optimal, HBA Maret Naik ke USD 67,08 per Ton

Saturday 7 Mar 2020, 8 : 11 pm
by
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot menjelaskan kenaikan PNBP hingga akhir Agustus 2018 sudah lebih dari 100 persen dari target yang ditetapkan.
Ilustrasi

JAKARTA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif merilis Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 69.K/30 MEM/2020 menetapkan harga jual pasar untuk komoditas batubara (Harga Batubara Acuan/HBA) bulan Maret 2020 sebesar USD 67,08 per ton, naik tipis sebesar USD 0,19 per ton dibandingkan HBA Februari sebesar USD 66,89 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, kenaikan HBA bulan Maret 2020 ini salah satunya dipicu oleh tambang batubara di China yang belum beroperasi optimal setelah periode libur tahun baru Imlek dan merebaknya penyebaran virus corona sehingga pasokan menjadi berkurang.

“Harga Batubara Acuan Maret 2020 ini naik tipis, hanya sekitar 0,28%, dikarenakan tambang belum beroperasi pasca imlek dan merebaknya virus corona, sehingga pasokan turun. Di sisi lain permintaan dari Jepang, India dan Korea mengalami kenaikan,” ujar Agung di Jakarta (7/3).

HBA bulan Januari akan digunakan untuk penjualan langsung (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Nilai HBA sendiri diperoleh rata-rata empat indeks harga batubara yang umum digunakan dalam perdagangan batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, mayoritas harga acuan untuk 20 mineral logam (Harga Mineral Acuan/HMA) juga mengalami fluktuatif harga di bulan Februari 2020.

Misalnya, untuk harga Nikel turun menjadi USD 14.029,72/dry metric ton (dmt) dari bulan sebelumnya, yaitu USD16.107,27/dmt.

Kobalt: USD 33.326,09/dmt, naik dari USD 32.361,11/dmt
Timbal: USD 1.891,33/dmt, turun dari USD 1.920,47/dmt
Seng: USD 2.239,61/dmt,turun dari USD 2.349,64/dmt
Aluminium: USD 1.723,11/dmt, turun dari USD1.780,22/dmt
Tembaga: USD 5.786,04/dmt, turun dari USD 6.178,78/dmt
Emas sebagai mineral ikutan: USD1.571,59/ounce, naik dari USD1.536,14/ounce
Perak sebagai mineral ikutan: USD17,81/ounce, turun dari USD17,91/ounce.
Ingot timah Pb 300, Pb 200, Pb 100, Pb 050, 4NINE: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan


Logam emas dan Logam perak sesuai harga logam emas yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan:

Mangan: USD 3,73/dmt, naik dari USD 3,66/dmt
Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: USD1,28/dmt, turun dari USD1,34/dmt
Bijih Krom: USD 2,56/dmt, turun dari USD 2,51/dmt
Konsentrat Ilmenit: USD 4,64/dmt, naik dari USD 4,56/dmt
Konsentrat Titanium: USD10,52/dmt, turun dari USD 10,84/dmt

HMA adalah salah satu variabel dalam menentukan Harga Patokan Mineral (HPM) logam berdasarkan formula yang diatur dalam Kepmen ESDM Nomor 2946 K/30/MEM/2017 tentang Formula Untuk Penetapan Harga Patokan Mineral Logam. Variabel penentuan HPM logam lainnya adalah nilai/kadar mineral logam, konstanta, corrective factor, treatment cost, refining charges, dan payable metal.

Besaran HMA ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan dan mengacu pada publikasi harga mineral logam pada index dunia, antara lain oleh London Metal Exchange, London Bullion Market Association, Asian Metal dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Keprotokolan Kementan Wujudkan Nasionalisme Kebangsaan

BOGOR-Rasa nasionalisme dan kebangsaan masyarakat Indonesia perlu terua dipupuk. Utamanya

Pewarna Indonesia Jabar Gelar Konferda I di Kota Bekasi

BEKASI-Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia Jawa Barat menggelar Konferda I