Terpuruk ke Rp 13.835, BI Akui Rupiah Undervalued

Wednesday 12 Aug 2015, 2 : 03 pm
by
Agus Martowardoyo

JAKARTA-Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardoyo menilai pelemahan Rupiah akhir-akhir ini telah terlalu dalam (overshoot) sehingga telah berada jauh di bawah nilai fundamentalnya (undervalued). Untuk itu, BI akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. “BI akan mengoptimalkan bauran kebijakan dan terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan otoritas lainnya,” ujar Agus Marto di Jakarta, Rabu (12/8).
Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah siang ini masih berada di kisaran Rp13.800 per USD. Data Bloomberg, Selasa (12/8), Rupiah berada di Rp13.823 per USD. Rupiah sempat terpuruk ke level Rp13.917 per USD. Menurut Yahoofinance, Rupiah berada di posisi Rp13.825 per USD. Level termahal IHSG ada di Rp13.922 per USD.
Sebagai background informasi, perkembangan rupiah dalam beberapa terakhir ini terutama disebabkan oleh perkembangan global. Pasar masih bereaksi terhadap keputusan pemerintah Tiongkok yang melakukan depresiasi mata uang Yuan. Langkah tersebut dilakukan Pemerintah Tiongkok untuk mempertahankan kinerja ekspornya, yang menurun drastis sebesar 8,3% (yoy) pada Juli 2015, atau merupakan penurunan terbesar dalam 4 bulan terakhir. Secara global, depresiasi Yuan tersebut memberi dampak pada negara-negara mitra dagang Tiongkok yang ekspornya mengandalkan sumber daya alam, termasuk Indonesia. Kebijakan depresiasi seperti ini pernah dilakukan pemerintah Tiongkok pada tahun 1994, yang juga berdampak pada perekonomian global saat itu.
Sementara itu, perkembangan data terkini di AS seperti data ISM non manufacturing index, data tenaga kerja, menunjukkan tanda-tanda membaik sehingga menimbulkan ekspektasi dari pelaku pasar bahwa kenaikan suku bunga kebijakan AS (Fed Fund Rate) akan dilakukan lebih cepat.
Secara umum, hampir seluruh mata uang global mengalami depresiasi. Sebagai ilustrasi, mata uang Ringgit Malaysia melemah sebesar 13,3% (ytd), Korean Won melemah sebesar 7,9% (ytd) , Thailand Baht melemah sebesar 7,4% (ytd), Yen Jepang melemah 4,8% (ytd), Euro melemah sebesar 8,9% (ytd), Brasilian Real melemah 29,4% (ytd), dan Australian Dolar melemah sebesar 10,6% (ytd). Sementara Rupiah dari Januari hingga Minggu I Agustus 2015 melemah sebesar 9,8% (ytd).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kader Golkar Harus Gaungkan Keberhasilan Kinerja Airlangga Hartarto

JAKARTA- Pengamat komunikasi politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Silvanus

OJK: Zakat Berperan Penting Dalam Mengurangi Kemiskinan

JAKARTA-Pemanfaatan agen Laku Pandai merupakan salah satu cara untuk mempermudah