Tol Manado-Bitung, DPR Akui Pembebasan Lahan Masalah Krusial

Monday 18 Sep 2017, 11 : 43 pm

MANADO-Proyek jalan tol Manado-Bitung sepanjang 39 Km yang dibiayai konsorsium menjadi sorotan DPR. Alasannya progres pembebasan lahan dinilai berjalan lambat. Bahkan hingga kini diperkirakan baru mencapai 60%.
“Kami mendapat informasi bahwa pembebasan lahan adalah masalah yang krusial di lapangan dan ini memang terjadi pada semua wilayah yang akan dibangun infrastruktur,” kata anggota Komisi XI DPR Tutik Kusuma Wardhani, SE, MM, MKes dalam siaran persnya yang dikirim kepada Beritamoneter.com di Jakarta, Senin (18/9/2017).

Dari catatan yang ada,
proyek Jalan Tol Manado-Bitung ditaksir menghabiskan dana hingga Rp 6,7 triliun. Total dana bagian investor sekitar Rp 3,8 triliun dan bagian APBN mencapai sekitar Rp 2,9 triliun. Adapun konsorsium ikut membiayai antara lain, PT.SMI, LMAN, PII dan PT.SMF. “Dibutuhkan suatu pemahaman dan kesadaran yang signifikan untuk kepentingan yang lebih besar,” tambahnya yang mengaku sedang kunjungan kerja (kunker) ke Manado.

Oleh sebab itu, kata anggota Fraksi Partai Demokrat, para pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan (stake holders) perlu membangun komunikasi dari hati ke hati. “Hal ini demi untuk tercapainya pembangunan yang berkualitas dan berkeadilan dengan menghilangkan ego sektoral,” ujarnya lagi.

Mantan anggota DPRD Propinsi Bali ini tak membantah pihaknya menemukan sejumlah kendala di lapangan terkait pengerjaan proyek infrastruktur tersebut. Karena itu menjadi kewajiban DPR untuk menjembatani program-program pemerintah yang bagus ini. “Semoga saluran-saluran yang tersumbat ini bisa cepat terurai secara win-win solution,” terangnya.

Lebih jauh kata mantan Ketua HIPMI Buleleng, pemerintah memang menargetkan operasional jalan tol Menado-Belitung harus tercapai sesuai jadwal yaitu 2019. “Makanya kita bangun kepercayaan masyarakat dengan komunikasi dan sentuhan hati ke hati,” ucap perempuan kelahiran 12 Nopember 1954.

Ke depan dengan dibukanya infrastruktur baru itu, lanjut Tutik, maka pertumbuhan ekonomi bisa terurai dan tersebar merata. Sehingga gerak ekonomi tidak hanya terkonsentrasi pada pusat-pusat pemerintahan yang nota bene hanya di kota-kota besar. “Jadi Inilah kesejahteraan yang diperluas secara berkeadilan,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) hingga saat ini progres pengadaan tanah Jalan Tol Manado-Bitung sudah mencapai kisaran 60%.

Disebutkan progres pengadaan tanah proyek Jalan Tol Manado – Bitung terbagi dalam beberapa paket pengerjaan, saat ini realisasinya bervariasi, ada yang sudah 90%, ada yang 56%, namun masih ada juga yang baru kisaran 10%.

Progres Jalan Tol Manado – Bitung per 7 Juli 2017 disebutkan bahwa untuk Paket 1a (Seksi kilometer 0 sampai 7) di mana lahan yang akan dibebaskan sebanyak 1.542.682 meter persegi (483 bidang), sudah terealisasi 90% atau sebanyak 1.401.152 meter persegi (358 bidang).

Lantas untuk Paket 1b (seksi kilometer 7 sampai 14) di mana lahan yang harus dibebaskan sebanyak 1.396.720 meter persegi (681 bidang), sudah terealisasi 56% atau sebanyak 740.520 meter persegi (296 bidang).

Kemudian paket 2a (kilometer 14 sampai 25) di mana lahan yang harus dibebaskan sebanyak 1.108.493 meter persegi (176 bidang), sudah terealisasi 72% atau sebanyak 870.923 meter persegi (106 bidang).

Sementara, untuk paket 2b (kilometer 25 sampai 39) lahan yang harus dibebaskan sebanyak 1.133.328 meter persegi (1028 bidang), baru terealisasi 7% atau sebanyak 34.049 meter persegi (16 bidang). ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bertemunya Dua Belut Politik di Pilpres 2024

Oleh: Saiful Huda Ems Dibanding Anies Baswedan,  saya lebih suka

Demi SDM Unggul, PUPR Rehabilitasi Ratusan Sekolah di Bengkulu

BENGKULU—Pembangunan infrastruktur tidak hanya terhadap jalan, bandara, terminal, dan pelabuhan