Transaksi Kartu Kredit HSBC Digenjot 20%

Tuesday 11 Jun 2013, 8 : 59 pm
tempo.co

JAKARTA-The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Indonesia berupaya menggenjot pertumbuhan transaksi kartu kredit hingga 20% pada 2013.”Kami menargetkan nilai transaksi kartu kredit di 2013 lebih besar dari target industri yang mencapai 20 %. Target ini juga memperhitungkan Peraturan BI dan pertumbuhan middle income,” kata Head of Costumer Value Management HSBC Indonesia, Vira Widyasari di Jakarta, Selasa (11/6).

Menurut Vira, dari kalkulasi perusahaan, target tersebut masih dinilai sejalan dengan pertumbuhan kelompok middle income di Indonesia yang di akhir 2012 mencapai 50 juta jiwa. Bahkan, lembaga riset Mc Kinsey memperkirakan, pada tahun 2030 kelompok middle income akan mencapai 135 juta jiwa.

Vira menambahkan target pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit di tahun ini juga sudah mempertimbangkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. “Kami juga sudah memperhitungkan kepemilikan kartu kredit oleh nasabah yang dibatasi untuk memegang dua atau tiga kartu,” imbuhnya.

Saat ini, lanjut Vira lagi,  HSBC sudah menerbitkan 850 ribu kartu kredit yang sebesar 60 %nya dimiliki kelompok menengah ke atas. “Dari 60 % itu, sebesar 40 % ditransaksikan di Singapura,” ujar Vira sembari menambahkan bahwa nilai transaksi kartu kredit secara industri sudah mencapai Rp200 triliun.

Guna dapat mencapai target tersebut, kata Vira, HSBC berupaya memanfaatkan momentum tren berbelanja fashion pada Juni ini di Singapura, Hong Kong dan Malaysia. “Seiring dengan tren fashion, biasanya dalam setahun ada dua sale period, mid year sale dan end of year sale. Jadi, pada Juni ini biasanya penuh dengan beragam sale, baik di dalam maupun luar negeri,” tuturnya.

Dia merincikan, tahun ini di Jakarta akan ada great sale dalam kurun 1 Juni-14 Juli, Great Singapore Sale sejak 31 Mei-28 Juli dan Malaysia Mega Sale Carnival pada 29 Juni-1 September 2013. “Momentum ini akan kami manfaatkan dengan pemberian potongan harga dan rewards dengan bekerjasama dengan PT Mitra Adi Perkasa (21 brand) dan PT Multitrend Indo,” ujar Vira.

 

Vira mengatakan, hasil riset HSBC Indonesia menyimpulkan bahwa penggunaan kartu kredit untuk kategori produk fashion memberikan kontribusi terbesar. Pada kategori ini, HSBC mengklaim bahwa rata-rata penggunaan kartu kredit oleh nasabahnya mencapai 55 %. “Berdasarkan data penggunaan kartu kredit dari VISA Internasional di 2012, kategori clothing and accessorize (fashion) meruakan kategori dengan kontribusi tertinggi, sebesar 19 %,” tandasnya

Data VISA tersebut, menurut Vira, cukup beralasan, mengingat fashion merupakan produk gaya hidup yang semakin menjadi prioritas bagi kelompok middle income di tengah pertumbuhan ekonomi yang tinggi. “Data riset HSBC juga menunjukkan bahwa kebutuhan akan barang-barang fashion telah menjadi kebutuhan rutin,” ujarnya.

Bahkan, jelas Vira, data VISA juga menyimpulkan, kartu kredit HSBC merupakan kontributor tertinggi untuk transaksi kategori fashion. “Total penggunaannya mencapai 21 % lebih tinggi dibandingkan dengan kartu kredit lainnya. Sebesar 60 % nasabah kartu kredit HSBC merupakan nasabah affluent,” tegas Vira.

Dia menyatakan, nasabah affluent HSBC merupakan kelompok nasabah yang bertransaksi di atas Rp10 juta dalam sebulan. Berdasarkan data perusahaan, kata dia, Singapura merupakan salah satu tujuan belanja favorit masyarakat Indonesia untuk kategori fashion. “Selain Singapura, negara lain yang menjadi tujuan belanja adalah Hong Kong dan Malaysia,” imbuhnya. **sbd

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Laba Indo Tambangraya Megah Turun 58,33% pada 2023

JAKARTA-PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) meraih laba US$500,33  juta

Kemenparekraf Perkirakan Produk Ekowisata Sangat Diminati Pascapandemi

JAKARTA-Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf)