Unika Atma Jaya-IIF Gelar Konferensi Pemberdayaan Manusia Indonesia

Tuesday 23 Aug 2016, 5 : 30 pm
by

JAKARTA-Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya bekerjasama dengan International Indonesia Forum (IIF) menggelar 9th International Indonesia Forum Conference dengan tema “In Search of Key Drivers of Indonesia Empowerment”. Konferensi yang diadakan di kampus Unika Atma Jaya, Semanggi, ini menjadi ajang pagi para praktisi dan akademisi untuk saling bertukar ide dan informasi seputar konsep pemberdayaan di Indonesia.  “Melalui konferensi ini, Unika Atma Jaya ingin memberikan kontribusi terhadap pembangunan bangsa melalui pemberdayaan manusia Indonesia dan institusi pemerintah maupun non-pemerintahan. Hasil konferensi diharapkan dapat membentuk kapasitas agar aktor-aktor terkait dalam pemberdayaan dari berbagai aspek dan perspektif dapat berperan maksimal,” kata Ketua Panitia Konferensi Rosdiana Sijabat di Jakarta, Selasa (23/8).

Pemberdayaan mencirikan individu dan masyarakat yang bergerak maju karena bisa memaksimalkan kemampuan dalam dirinya dalam membuat keputusan di berbagai aspek.  Pemberdayaan merupakan proses internal individu yang menunjukkan kemampuannya dalam membuat keputusan, juga proses eksternal dalam mengimplementasikan pengetahuan, keterampilan yang dimiliki. Maka, pemberdayaan bisa meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat dalam memaksimalkan kemampuannya di berbagai aspek seperti politik, sosial, agama, budaya, bisnis, pendidikan, komunikasi, sejarah, hukum, manajemen, dan teknologi. “Forum ini menjadi ajang untuk pertukaran ide, pengetahuan, dengan pendekatan praktis dan konseptual terhadap sumber pemberdayaan di Indonesia,” terangnya.

Sementara, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI Sri Adiningsing mengatakan terdapat beberapa aspek dalam pemberdayaan di Indonesia seperti pemberdayaan di bidang ekonomi yang fokus pada aset dan sumber daya, sosial dan humanistik fokus pada pengembangan kemampuan individu dalam hidup bermasyarakat, politik fokus pada kemampuan menganalisis, mengatur, dan menggerakkan, serta aspek budaya yang fokus pada budaya minoritas.  “Melalui program nawa cita, pemerintah sekarang berusaha untuk mengimplementasikan berbagai aspek pemberdayaan untuk mengembangkan manusia Indonesia. Namun, kemampuan pemerintah terbatas, maka, kami membutuhkan bantuan dari akademisi, NGO, kalangan bisnis, dan semua masyarakat untuk mendukung pemberdayaan Indonesia. Karena, pemberdayaan manusia Indonesia adalah penting untuk perkembangan Ekonomi Indonesia,” ungkap Sri Adiningsih.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ketahanan Ekonomi Indonesia Terjaga Hadapi Hasil Referendum Inggris

JAKARTA-Bank Indonesia menegaskan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) berdampak relatif terbatas pada perekonomian domestik, baik di pasar keuangan maupun kegiatan perdagangan dan investasi. Pasalnya, perekonomian Indonesia saat ini memiliki ketahanan ekonomi yang baik. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirga Segara menjelaskan stabilitas makroekonomi tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil. Karena itu, dia menyakini ketahanan ekonomi ini mampu menjaga perekonomian Indonesia terhadap dampak hasil referendum di Inggris.  “Di pasar keuangan domestik, di tengah terjadinya pelemahan di pasar uang Eropa dan Asia, nilai tukar Rupiah relatif stabil,” terangnya di Jakarta, Minggu (25/6). Sementara itu, pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi relatif terbatas, terutama apabila dibandingkan dengan negara-negara peers seperti India, Thailand dan Korea Selatan. Selain di pasar keuangan, dalam jangka menengah, dampak Brexit melalui jalur perdagangan juga diyakini relatif terbatas. “Pangsa ekspor Indonesia ke Inggris hanya sekitar 1,0% dari total ekspor Indonesia,” tuturnya. Meskipun demikian, dampak lanjutan dari terganggunya hubungan perdagangan UK-Eropa perlu dicermati mengingat pangsa ekspor Indonesia ke Eropa (di luar Inggris) mencapai 11,4% (tahun 2015). Sebagian besar ekspor Indonesia ke Eropa adalah bahan baku dan mentah. Sementara itu, dampak pada kinerja investasi di Indonesia juga diprediksi terbatas. Dalam lima tahun terakhir, pangsa penanaman modal asing langsung dari Inggris terhadap total penanaman modal asing di Indonesia tercatat di bawah 10%.  “Ke depan, BI akan terus mencermati potensi risiko yang muncul dari hasil referendum di Inggris,” tuturnya. BI jelasnya akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memonitor perkembangan perekonomian global, serta tetap mendukung langkah-langkah Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan stimulus pertumbuhan dan percepatan implementasi reformasi struktural.    

Dibuka Presiden Jokowi, Rakernas Hanura Rumuskan Strategi Pemenangan

PEKANBARU-Presiden RI Joko Widodo dipastikan akan membuka Rapat Kerja Nasional