Unika Soegijapranata Kembali Cetak Guru Besar Termuda

Tuesday 18 Jul 2017, 1 : 08 am
by

SEMARANG-Prof Dr Federik Ridwan Sanjaya, SE, S.Kom, MS.IEC dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem Informasi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata dalam Rapat Senat Terbuka di Auditorium Albertus pada Senin (17/7).

Dalam Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar itu Prof Fred menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Disruptive Innovation dalam Pendidikan Tinggi.

Prof Dr Ridwan Sanjaya adalah guru besar ke-71 dari 10.000 dosen yang berkarya di Jawa Tengah.

Ridwan Sanjaya yang lahir di Demak, Jawa Tengah, 17 Juli 1977, menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan Guru Besar atau Profesor yang diserahkan oleh Prof Dr DYP Sugiharto selaku Koordinator Kopertis VI di kantor Kopertis Vl JawaTengah.

Pada kesempatan itu, Sugiharto mengatakan, melalui pencapaian ini penerima amanah guru besar diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi dosen lain dalam meningkatkan karyanya dan mencapai jenjang kepangkatan akademik yang lebih tinggi. Selain itu penelitian dan publikasi ilmiah berskala internasional juga harus semakin ditingkatkan.

Rapat Senat Terbuka pengukuhan Prof Fred sebagai guru besar dilaksanakan tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-40, 17 Juli 2017. “Ini menjadi hadiah di hari ulang tahunnya,” ujarnya.

Saat ini, Ridwan Sanjaya menjabat sebagai Wakil Rektor IV Unika Soegijapranata dan dosen di program studi Sistem Informasi. Ridwan juga dikenal sebagai penulis buku-buku komputer, teknologi-bisnis, dan teknologi-psikologi di penerbit buku nasional, serta penulis aktif kolom di surat kabar Jawa Tengah.

Prof Fred juga sudah terpilih sebagai Rektor Unika Soegijapranata Semarang yang telah berhasil meraih akreditasi institusi peringkat A (Unggul) dari BAN PT, akan menggantikan dan melanjutkan kepemimpinan Unika Soegijapranata, Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc.

Dalam pidato ilmiahnya Ridwan menjelaskan, belakangan ini konsep disruptive innovation sedang hangat dibicarakan, khususnya di dunia bisnis. Misalnya, sedang marak bisnis transportasi online, penginapan online, tiket online dan sejenisnya.

Terinspirasi oleh realitas itu, Prof Fred menggagas peluang mengembangkannya dalam dunia pendidikan. Dalam tingkat dunia, sudah banyak dikembangkan konsep disruptive innovation dalam Pendidikan Tinggi.

Mengacu, antara lain, dari Christensen & Eyring (2011), Prof Fred menggagas perlunya perguruan tinggi memikirkan kembali keseluruhan model pendidikan tinggi melalui disruptive innovation serta menawarkan cara-cara baru terkait kurikulum, fakultas, pendaftaran, retensi mahasiswa, tingkat kelulusan, pemanfaatan fasilitas kampus dan isu mendesak lainnya.

Prof Fred Ridwan menyatakan, tidak mustahil, Unika Soegijapranata mengembangkan dan mengaplikasikan konsep tersebut dalam proses pendidikan dan pembelajaran di masa mendatang. Hal ini justru akan menjadi inovasi layanan dalam pendidikan tinggi.

Menurut Prof Fred melalui perangkat elektronik yang cerdas, mendukung mobilitas penggunanya, dan memudahkan dalam mengakses konten pembelajaran yang disediakan oleh perguruan tinggi, siswa akan semakin fleksibel dalam belajar dan memperdalam suatu pengetahuan. Kolaborasi dan metode pembelajaran kolaboratif yang makin mudah ditetapkan melalui perangkat cerdas, semakin memperkaya kualitas pembelajaran tanpa meninggalkan interaksi dengan sesama siswa.

Lebih lanjut anak agen koran yang kini jadi guru besar itu mengatakan, perguruan tinggi harus selalu bergerak menemukan berbagai hal yang baru agar dapat menjadi pemimpin dari disruptive innovation atau adaptif menjadi bagian dalam perubahan yang radikal agar tidak tertinggal dan tergantikan oleh yang baru. Transformasi perguruan tinggi yang lebih baik, lebih mudah, lebih sederhana dan lebih nyaman merupakan usaha terus-menerus yang tidak boleh berhenti. Dengan begitu, Perguruan Tinggi dapat menjadi lingkungan yang terus berkembang dan menginspirasi semua waega di dalamnya.

 

Profesor ke-5 Unika
Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc dalam sambutannya mengatakan, Ridwan Sanjaya merupakan guru besar ke-5 di Unika Soegijapranata bahkan yang tergolong muda dalam usianya 40 tahun.

Dalam sambutannya, Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc antara lain mengatakan, menjadi Guru Besar merupakan suatu pencapaian yang istimewa dalam dunia Civitas Academica. Itulah puncak akademik yang harus kian berbuah dalam kehidupan bersama. “Kita harus cerdas dan kreatif di tengah perubahan yang dahsyat. Guru besar harus menjadi sumur yang siap ditimba baik sesama dosen maupun mahasiswa. Kebesaran seorang Guru Besar bukan untuk diri sendiri melainkan untuk sesama rekan baik dosen maupun mahasiswa,” ujarnya.

Menurutnya, Guru besar tak hanya mampu menyerap melainkan juga mengaplikasikannya dalam masyarakat dan kemanusiaan, sesuai dengan motto Unika Soegijapranata “Talenta pro Patria et Humanitate”.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Yayasan Sanjoyo Aloysius Agus Suryono. “Semoga ke depan Prof Ridwan kian memperkembangkan Unika Soegijapranata dalam membentuk kader-kader dan tokoh yang menyejahterakan masyarakat,” harapnya.

Menurut Prof Dr DYP Sugiharto, Prof Dr Federik Ridwan Sanjaya, SE, S.Kom, MS.IEC menjadi Guru Besar termuda di kantor Kopertis Vl JawaTengah. Ini sebuah rekor. Sebelumnya Unika Soegijapranata memecah rekor berhasil meraih akreditasi institusi peringkat A (Unggul) dari BAN PT. Kini rekor lagi, Prof Ridwan menjadi guru besar termuda.

Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Prof Dr Federik Ridwan Sanjaya, SE, S.Kom, MS.IEC yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya sesudah prosesi Dewan Senat, dibuka dengan doa oleh Romo Aloys Budi Purnomo Pr dan di penghujung acara disemarakkan suara indah Gratia Voice.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tim Davis Indonesia Dilepas ke Barbados, Diharapkan Membuat Kejutan

JAKARTA-Indonesia menurunkan tiga petenis muda untuk menghadapi tim Barbados di

Akhirnya Terbongkar, Skenario Pembusukan Teman Ahok Didalangi Politisi dan Ormas

JAKARTA-Perlahan tetapi pasti, skenario jahat pembusukan terhadap Teman Ahok mulai