Utang Luar Negeri Agustus 2015 Tercatat USD303,2 Miliar

Monday 19 Oct 2015, 8 : 21 pm
by
ILustrasi

JAKARTA – Posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada Agustus 2015 tercatat sebesar USD303,2 miliar atau turun USD0,7 miliar dibandingkan posisi Juli 2015 yang sebesar USD303,9 miliar.

Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN baik sektor publik maupun sektor swasta

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara menjelaskan posisi ULN sektor publik turun USD0,5 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Pemerintah.

Sementara itu, posisi ULN sektor swasta turun USD0,1 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Bank.

“Pangsa ULN sektor swasta tercatat 55,8% (USD169,3 miliar), lebih besar dari ULN sektor publik sebesar 44,2% (USD134,0 miliar),” jelas Tirta dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (19/10).

Berdasarkan jangka waktu asal, ujarnya posisi ULN Indonesia pada Agustus 2015 didominasi oleh ULN berjangka panjang yang mencapai 85,2% dari total ULN.

ULN berjangka panjang sebagian besar berasal dari ULN sektor publik (50,7% dari total ULN jangka panjang), sementara ULN berjangka pendek didominasi oleh ULN sektor swasta(93,7% dari total ULN jangka pendek).

Pertumbuhan ULN berjangka panjang pada Agustus 2015 (5,3% yoy), lebih rendah dari pertumbuhan Juli 2015 (5,5% yoy).

“Sementara itu, ULN berjangka pendek masih mengalami kontraksi (-3,1% yoy),” terangnya.

Menurut sektor ekonomi, ujarnya ULN swasta pada akhir Agustus 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih.

Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2%. Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas & air bersih mengalami peningkatan, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tercatat melambat.

Di sisi lain, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada bulan sebelumnya.

BI menilai perkembangan ULN Agustus 2015 masih cukup sehat. Namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.

“Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Diduga Salahkan Jabatan, Hanura Desak Jokowi Evaluasi Wiranto

JAKARTA-Perselisihan partai politik dalam tubuh Partai Hanura, mestinya tidak menimbulkan

GAIKINDO Minta Pemerintah Kurangi PPnBM Sedan Kecil dan SUV

JAKARTA-Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)  meminta pemerintah melakukan restrukturisasi