Wacana Duet Prabowo-Hatta Mengemuka

Wednesday 12 Feb 2014, 2 : 43 pm
by
Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa

JAKARTA-Meski pemilu legislatif masih dua bulan lagi, kasak kusuk soal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2014 sudah ramai.

Salah satu capres yaitu Prabowo Subianto diwacanakan untuk berpasangan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa.

Sebelumnya Hatta diwacanakan untuk diduetkan dengan Megawati Soekarnoputri atau Joko Widodo (Jokowi).

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat mengatakan, Prabowo-Hatta merupakan kombinasi ideal dengan latar belakang militer dan sipil.

“Kalau untuk jadi cawapres pasangan Prabowo, salah satu calon yang kami pertimbangkan adalah Ketua Umum PAN Hatta Rajasa di samping calon-calon lainnya,” ujar Martin, saat dihubungi Rabu (12/2).

Menurut Martin, latar belakang Prabowo sebagai militer dan berasal dari Jawa, sementara Hatta berlatar sipil dan berasal dari luar Jawa adalah kombinasi yang tepat.

Namun, semuanya tergantung hasil pemilu legislatif 2014.

“Gerindra berusaha menggalang kepercayaan masyarakat agar perolehan suaranya dalam Pileg 2014 cukup untuk mencalonkan Prabowo sebagai capres,” kata anggota Komisi III DPR tersebut.

Wacana duet Prabowo-Hatta sempat mengemuka pada bulan Maret 2013.

Wacana ini menguat setelah Prabowo menyambangi rumah Hatta pada awal Februari 2013.

Duet ini kemudian semakin gencar diwacanakan setelah survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan Prabowo-Hatta berpeluang untuk diduetkan.

Sementara, Partai Amanat Nasional (PAN) sudah mendeklarasikan Hatta Rajasa sebagai calon Presiden dalam rapat kerja nasional (rakernas) PAN tahun 2011.

Akan tetapi, PAN juga membuka peluang berduet dengan kandidat lain jika tak mampu mencapai presidential threshold (PT).

Ada dua opsi yang mengemuka ketika itu yaitu duet Prabowo-Hatta dan Jokowi-Hatta.

Sementara itu secara terpisah di Jakarta, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) meminta umatnya untuk tidak memilih calon anggota legislatif (caleg) pada pemilu April mendatang hanya berdasarkan agamanya.

“Dalam memilih, berilah penilaian berdasarkan kapasitas, kualitas, dan rekam jejak figur, bukan berdasarkan agama,” kata Kepala Biro Penelitian dan Komunikasi PGI Pdt. Henry Lokra.

Selain kepada pemilih, PGI juga mengimbau para caleg yang akan bertarung dalam pemilu legislatif 2014 untuk tidak menjual isu terkait suku, agama, ras, dan antargolongan sebagai materi kampanye.

Ia menyebut cara-cara semacam itu tidak bermartabat dan tidak terhormat.

Menurut Henry, salah satu persoalan bangsa adalah menguatnya sektarianisme dan fanatisme atas dasar agama.

PGI, kata Henry, tidak ingin pemilu menjadi ajang untuk semakin memperkuat sektarianisme dan fanatisme itu.

“Pemilu justru untuk memperkuat komitmen dan memperkuat NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” katanya.

PGI meminta gereja untuk menyampaikan kepada jemaatnya dalam peribadatan untuk memilih seorang caleg dan pemimpin yang berkomitmen memperjuangkan kebebasan beragama.

Kemajemukan agama, kata dia, merupakan warisan berharga dan apabila dihilangkan akan menjadi ancaman bagi Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Layanan Digital Bank DKI Masuk Kantor Walikota Bekasi

BEKASI-Plt. Walikota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono (kedua dari kanan) didampingi

Utang Luar Negeri Triwulan I 2020 Sebesar USD 389,3 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia melambat.