Wajah DPR Diprediksi Banyak Bandit Politik

Wednesday 7 May 2014, 11 : 56 pm
ilustrasi

JAKARTA-Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 dinilai sangat buruk. Akibatnya  wajah DPR diprediksi akan diwarnai banyak badut dan bandit politik. Dengan kondisi yang seperti itu, DPR ke depan,  sulit melepaskan diri dari praktik penyelenggaraan yang  korup. 

“Badut ini terpilih karena diback up oleh cukong yang akan merusak bangsa ini, dan bandit terpilih karena mampu membeli suara, dan akan menjadi rampok di Senayan,” kata Muchtar Luthfi Andi Mutty, mantan Sekretaris Tim Tujuh 1998-1999 (Tim yang merumuskan Paket UU Politik pertama di era reformasi), dalam dialog kenegaraan ‘Menyongsong Pemilu 9 Juli 2014 – Refleksi Pemilu 9 April 2014’ di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (7/5)

Lebih jauh kata Muchtar,  mayoritas anggota DPR periode 2014-2019 mendatang memiliki perilaku buruk, atau bahkan lebih buruk perilakunya dari keanggotaan DPR periode 2009-2014 sekarang ini. “Caleg baru terpilih sekarang ini benar-benar berjuang hanya untuk beras, baju, atau uang dan intervensi kekuasaan,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya sudah saatnya mata rantai kebobrokan pileg ini harus diputus dari TPS, PPS, dan PPK.

“Sudah waktunya menggelar pemilu dengan elektronik berbasis e-KTP, atau e-voting. Dan, jangan sampai amburadulnya Pileg ini terulang pada Pilpres 9 Juli nanti, dan akan menjadi darurat Pilpres,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan buruknya penyelenggaraan Pileg 2014 selain karena banyak kecurangan dan manipulasi suara, ternyata kekuatan finansial dan kapital mengalahkan tokoh yang memiliki kekuatan moral, yang secara kultural realitanya sangat memprihatinkan.

Bahkan pileg ini sudah melakukan kanibal perolehan suara, karena saling memangsa antar sesama caleg dan sesama caleg di internal partai.

“Pileg kali ini sudah tak peduli dengan etika dan keadaban demokrasi, padahal duduk di DPR RI harus ditempuh dengan elegan dan terhormat. Ditambah lagi pemilu ini sangat korup. Itu terjadi sejak komisoner KPU dipilih oleh Komisi II DPR RI yang hanya menilai dengan pertimbangan politik, bukan kompetensi dan moral, maka penyelenggara itu bisa dibeli. Jadi, Pileg yang berkelindan itu akibat proses yang korup,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Laode Ida mengakui mengalami sendiri banyaknya kecurangan, manipulasi, money politics, serta KKN dari para caleg yang akan mengisi wajah Senayan nanti. “Ini wujud proses politik buruk, dan lebih bobrok dari Orde Baru. Di mana dengan mengandalkan kekuatan finansial bapak, istri, anak, menantu, dan keluarganya semua masuk Senayan, dan juga di DPRD. Mereka ini telah merampas hak politik rakyat,” ujarnya

Dia mengatakan para caleg di pemilu sekarang ini memaksakan kehendaknya dengan uang untuk menuju Senayan, dan rakyat pasti kalah bertarung dengan kekuatan uang dengan mata rantai kekuasaan yang besar tersebut.

“Untuk itu harus ada gerakan sosial, dan bangsa ini sedang diuji untuk Pilpres 9 Juli mendatang,” imbuhnya. (ek)

 

Don't Miss

Siap Kembangkan Bisnis di RI, Luminor Financial Suntik Modal ke Dana.id

JAKARTA-Luminor Financial Holdings Ltd Singapura melalui Starland Axis Pte Ltd
PT Samudera Indonesia Tbk

Tumbuh 8,3%, Uang Beredar Desember Capai Rp 8.525,5 Triliun

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam