Waspadai Skandal Century Jilid II

Monday 23 Dec 2013, 12 : 37 pm
by
Bank Century

JAKARTA-Penggelontoran dana talangan sebesar Rp 1,5 triliun ke Bank Mutiara yang dulu bernama Bank Century menimbulkan kecurigaan sebagai upaya perampokan kembali dana masyarakat yang ada di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjelang pemilu 2014.

Kecurigaan ini muncul setelah  pertanggunganjawaban atas dana talangan sebelumnya sebesar Rp 6,7triliun menjelang pemilu 2009 belum jelas.

“Kalau LPS tetap nekad mengucurkan tambahan dana talangan Rp 1,5 triliun, itu sama saja menambah dalam potensi kerugian negara menjadi Rp 8,2 triliun.  Yang menjadi pertanyaannya, bagaimana uang negara tersebut bisa kembali,” ujar Anggota Timwas Century DPR Bambang Soesatyo,  di Jakarta, Senin (23/12).

“Sementara hingga kini Bank Mutiara dijual Rp.6,7triliun pun hingga lewat waktu yang disediakan UU tidak laku-laku. Kalau mengacu pada UU LPS pasal 2, bahwa lembaga tersebut bertanggung jawab ke Presiden. Itu sama saja memberi bom waktu pada presiden yang akan dating,” jelasnya.

Seperti diberitakan, LPS sendiri menyetujui melakukan penambahan Modal pada PT Bank Mutiara, Tbk.

Untuk memenuhi peraturan baru Bank Indonesia No 14/18/PBI/2012 mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank umum, LPS melakukan penambahan modal pada PT Bank Mutiara, Tbk yang dijadwalkan akan selesai paling lambat hari ini, Senin (23/12).

Timwas Century mendesak penegak hukum untuk segera memeriksa BI serta penanggung jawab Bank Mutiara dan LPS karena diduga ada potensi kejahatan perbankan dan kebohongan publik.

Sebab, dalam annual report Bank Mutiara sejak 2009-2012 dilaporkan selalu membukukan laba.

“Kenapa tiba-tiba bank tersebut menjadi gawat darurat,” ujarnya dengan nada tanya.

Menurut dia, jika kredit yang sekarang macet dan bikin CAR Bank Mutiara turun adalah kredit yang sudah macet sejak Bank Century dulu, maka ada dugaan bahwa BI sengaja menyembunyikan informasi Bank Century yang sebenarnya, agar Sri Mulyani ketika itu mau membailout Bank Century.

“Kalau penyakit itu datangnya setelah menjadi Bank Mutiara, maka manajemen Bank Mutiara yang tidak profesional, padahal katanya sudah dinilai sukses, makanya dirut Bank Mutiara tersebut dipromosi menjadi dirut BTN,” imbuhnya.

Karena itu katanya, kejanggalan ini tidak bisa dibiarkan sehingga harus dibongkar.  

Hal ini penting agar tidak terulang kembali skandal Bank Century jilid II.

“Dan jangan-jangan talangan Rp 1,5triliun itu juga tidak cukup dan harus ditambah lagi. Sama seperti modus saat  menyelamatkan Bank Century. Dari awalnya Rp.632 miliar pada 21 November 2008, dalam waktu tiga hari bengkak menjadi Rp.2,7triliun dan akkhirnya menjadi Rp.6,7triliun menjelang pilpres 2009,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Harga Baru Saham BBNI, BNI Dapat Review Positif

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan kode emiten BBNI

Aktifitas Truk Pembawah Tanah Galian di Jalan Pramuka di Stop Warga

DEPOK – Warga Kelurahan Mampang melakukan aksi protes dengan menutup