Dua Capres Ngotot Timbulkan Kerawanan Ekonomi

Wednesday 16 Jul 2014, 9 : 10 pm

JAKARTA-Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mengkhawatirkan ketegangan yang masih meninggi pasca pelaksanaan pilpres 9 Juli 2014 bisa mempengaruhi situasi ekonomi Indonesia. “Saya khawatir bisa menimbulkan kerawanana ekonomi nasional. Karena bisa menggangu iklim investasi,”  menjadi tidak kondusif,” kata Ketua DPD RI, Irman Gusman usai buka puasa bersama Ketua umum MUI, Din Syamsuddin, di Jakarta, Rabu, (16/07/2014).

Oleh karena itu, kata Irman, sebaiknya dua capres ini jangan lagi saling mengklaim kemenangan. Tunggu saja hasil penghitungan KPU pada 22 Juli 2014. “Mestinya semua pihak cooling down dulu. Elite politik perlu belajar dari rakyat. Karena ternyata rakyat lebih dewasa ketimbang para politisi,” ujarnya.

Padahal, lanjut Irman, pilpres diharapkan bisa lebih berdampak meningkatkan kesejahteraan rakyat. Makanya, DPD akan mengawal terus pelaksanaan pilpres 2014. “Jika Pemilu 2014 bisa dijaga dengan baik maka insya Allah akan meningkatkan kualitas demokrasi dan juga akan berdampak pada kesejahteraan rakyat,” terangnya.

Diakui Irman, DPD terus berupaya untuk meningkatkan artikulasi aspirasi masyarakat. Meski bukan partai politik, DPD dituntut menjalin komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat untuk memajukan masyarakat, bangsa dan negara.
“Ccapres dan cawapres beserta tim suksesnya dapat memberi keteduhan dan kedamaian bangsa ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengungkapkan ada sebuah majalah memuat penelitian tentang sejauhmana Keislaman negara-negara Islam. “Dalam konteks Indonesia, Indonesia berada pada urutan 140, sementara Malaysia menempati posisi tertinggi derajad ke-Islam-annya yakni berada pada urutan ke-30,” terangnya.
Dia menilai hasil kajian ini dapat menjadi introspeksi diri terkait Islam sebagai ajaran yang luhur dengan mendorong kemajuan. “Nilai keutamaan Islam tentang produktifitas, tepat waktu dan penghargaan waktu, tampaknya disembunyikan oleh umat Islam itu sendiri,” tuturnya.

Namun kedisiplinan akan waktu, kata Ketua umum PP Muhammadiyah itu, apalagi untuk melahirkan etos kerja dari dimensi waktu, tampaknya masih jauh dari perilaku umat Islam. (ek)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kebijakan TKDN Untungkan Ojek Online

JAKARTA-Menteri Komunikasi dan Infrmatika (Menkominfo), Rudiantara menyatakan kebijakan Tingkat Komponen
Gita Wirjawan

Negara Anggota WTO Capai Kesepakatan Setelah 12 Tahun

BALI-Para negara anggota World Trade Organization (WTO) akhirnya mencapai kesepakatan