Jawa Barat Tolak Paham ISIS

Rabu 27 Agu 2014, 7 : 42 pm
by

CIREBON-Kapolda Jawa Barat Irjen. Drs. Mochamad Iriawan, SH, MM, MH menggelar pertemuan dengan pengasuh Pesantren Al-Mizan, Majalengka KH. Maman Imanulhaq guna mengantisipasi berkembangnya Negara Islam Irak dan Syuriah (ISIS) di wilayah Jawa Barat. Dalam pertemuan ini Kapolda mengajak seluruh santri untuk menolak paham ISIS yang jelas telah melakukan faham yang tidak sesuai dengan Pancasila dan ajaran agama Islam.

Hadir dalam acara ini Kapolres Cirebon, AKBP Bulang Bayu Samudra, S.Ik, Wakil Bupati Majalengka Dr .H.karna Sobari, M.MPd, Ketua MUI H. Drs. Aceng Sulaiman, M.MPd, FKUB H Drs Ahim Apandi. Selain itu beberapa  masyarakat serta tokoh Tionghoa juga tampak dalam pertemuan tersebut.

Antusiasme keluarga besar pesantren Al-Mizan menjadi sebuah contoh bawah pesantren ini ingin turut membendung faham yang merusak bangsa dan menciderai keberagaman bangsa Indonesia.
ISIS yang didirikan oleh Abu Bakar AL-Bagdadi pada 29 Juni lalu, menebarkan terror Khilafah di Timur Tengah terus merambah ke beberapa Negara dalam rangka merebut kekuasaan, kelompok ini tidak segan untuk membunuh siapapun yang dianggap sebagai musuh.

Sebagai salah seorang tokoh muda di Jawa Barat, Kyai Maman menyambut baik silaturahmi dan ajakan Kapolda Jawa Barat untuk membendung berkembangnya ISIS khususnya di pesantren-pesantren. Sebagai tokoh muda NU, dia memiliki kewajiban untuk memperkokoh nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila dan nilai Islam sendiri.

Teror ISIS ini pula yang membuat  bapak 3 anak tersebut berjuang untuk menjaga NKRI dari kehancuran dan perpecahan.

Dalam sambutan sebagai tuan rumah, Kyai Maman menyampaikan bahwa ISIS dan Al-qaidah memiliki beberapa perbedaan. ISIS jelasnya fokus pada nier anemies seperti Sufi, Syiah, dan umat agama lain. Sedangkan Al-Qaidah memposisikan far enemy Amerika Serikat.  “ISIS juga memiliki peluang untuk tumbuh subur diwilayah-wilayah konflik, seperti Poso sehingga masyarakat harus mewaspadai hal ini. Termasuk mereka beraliansi dengan kekuatan status quo Arab dan suku-suku terpinggirkan seperti Salafi yang lebih radikal dan bekas rezim lama seperti Baats,” urainya.

Kyai Maman juga menekankan agar polisi dan militer jangan sampai terinflitrasi kelompok ini.

Anggota DPR RI 2014-2019 dari PKB  ini berharap agar kepolisian Jawa Barat mewaspadai gerakan ini mengingat Jawa Barat merupakan wilayah raport merah Intoleransi.

Beberapa rekomendasi yang disampaikan kepada Kapolda antara lain, densus diharapkan bergerak cepat dalam jangka pendek, serta penegakan hukum terhadap pelaku siar kebencian karena hal ini menjadi bibit terjadinya kekerasan dan intoleransi. BAB XVI khususnya pada Pasal 310, Pasal 311, Pasal 315, Pasal 317, dan Pasal 318 KUHP telah mengatur tentang syiar kebancian, namun penegakan hukum tidak berjalan, sehingga kelompok Intoleransi masih kerap memakai cara-cara ini.

Dunia pendidikan kita juga perlu kurikulum Islam Cinta damai di sekolah-sekolah untuk jangka panjang.  “Dengan kepolisian yang sigap mencegah ISIS di Jawa Barat serta pemerintahan baru Jokowi yang cinta damai dan menghargai perbedaan persoalan Intoleransi segera dapat berakhir,” tegasnya.

Safari Petinggi Kepolisian Jawa Barat ini merupakan rangkaian kunjungan ke pesantren-pesantren dalam rangka memperkokoh wawasan kebangsaan dan menangkal berkembangnya ISIS. Usai acara Kapolda menyerahkan cindera mata dan bingkisan kepada Pengasuh Pesantren dan Para Santri. Acara silturahmi ini diakhiri sholat dhuhur berjamaah.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ekonomi Warga Panunggangan Barat Terganggu, DPR Gerah Terhadap Pemkot Tangerang

JAKARTA-Kalangan DPR mulai gerah dengan sikap dan kebijakan Pemkot Tangerang
perseroan sedang berada dalam status PKPU yang diajukan oleh PT Sahabat Daya Mandiri, dengan Nomor Perkara 399/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Niaga Jkt.Pst.

Bayar Utang Jatuh Tempo, PPRO Pinjam Rp1,6 Triliun dari PTPP

JAKARTA-PT PP Properti Tbk (PPRO) mengumumkan, perseroan memutuskan untuk melakukan