Industri Kreatif Bakal Berjaya di MEA

Sunday 27 Sep 2015, 8 : 57 pm
by
Menperin, Saleh Husin

PALEMBANG-Para pelaku industri kreatif Indonsia sangat berpeluang mendulang keuntungan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku di akhir tahun ini. Apalagi, generasi muda  Indonesia terkenal dengan kreativitas dan kemampuan menciptakan produk-produk baru berbasis budaya lokal. “Penguasaan teknologi informasi juga menjadi peluang berusaha dan berkarier saat ini. Siapa yang punya ‘passion’ di teknologi informasi saat ini? Ya generasi muda termasuk mahasiswa-mahasiswa,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam ketarangan tertulisnya Minggu (26/9).

Dia berharap mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna telepon pintar tapi juga mengembangkan diri sebagai pengembang aplikasi atau developer.

Karena itu, penguatan daya saing dan penerimaan produk domestik juga menjadi isu utama menghadapi MEA. Untuk itu, langkah konkretnya adalah meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah bisa dibuat di dalam negeri. “Mencintai produk Indonesia adalah upaya nyata untuk mengembangkan industri. Baik produk industri besar, menengah maupun IKM sehingga pendapatan dan aktivitas industri terus berputar,”jelasnya.

Pemerintah mendorong masyarakat terutama generasi muda untuk melihat MEA sebagai peluang dan momentum untuk memacu diri. ”Kritis terhadap hal baru itu memang harus, tetapi jangan menjadi pesimis karena sikap ini tidak membawa kita kemana-mana, malah lalai untuk bersiap diri. Untuk MEA, Indonesia berpeluang meningkatkan diri sebagai negara pengekspor dan akses keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah,” tuturnya.

Saat ini, lanjutnya, nilai ekspor industri Indonesia sampai bulan Juli 2015 ke negara ASEAN, ditambah Jepang dan Tiongkok, telah mencapai 46,75 persen, sedangkan untuk negara lainnya mencapai 53,25 persen dari total ekspor.

Di sisi lain, ujar Saleh, pemberlakuan MEA 2015 juga akan menjadi tantangan, mengingat penduduk Indonesia yang sangat besar, tentunya akan menjadi tujuan pasar bagi produk-produk Negara ASEAN lainnya. “Kita tidak menutup mata karena ini riil. Tapi ingat, kita perlu menggunakan sudut pandang yang luas dan timbal balik. Artinya, MEA memang membuka pintu bagi mengalirnya produk Thailand, Malaysia, Vietnam ke Indonesia, tapi produk kita juga sama-sama leluasanya dipasarkan ke sana,” urainya.

Sementara itu, Staf Ahli Menperin bidang Penguatan Struktur Industri, Ngakan Timur Antara mengatakan momentum MEA dan diluncurkannya paket kebijakan juga menjadi stimulus memperkuat struktur industri. “Sehingga Indonesia mampu mengolah bahan mentah yang selanjutnya diproses menjadi bahan jadi dan meningkatkan nilai tambah dan menjaga proses produksi tetap di sini. Investasi masuk dan lapangan kerja tercipta,” terangnya.

Seperti diketahui, pertumbuhan Industri non migas pada triwulan II tahun 2015 sebesar 5,27%, pertumbuhan industri non migas tersebut lebih besar dari pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2015 yaitu sebesar 4,67%. Total neraca perdagangan adalah surplus sebesar US$ 0,23 miliar sedangkan pada periode yang sama tahun lalu defisit sebesar US$ 3,13 miliar.

Di sisi lain, nilai total investasi yang masuk pada triwulan II pada tahun 2015 mencapai US$ 5,07 milyar. Berdasarkan data BKPM, total PMA pada triwulan II  tahun 2015 mencapai US$ 7.372,6 juta dimana 47,42 persen berasal dari negara ASEAN atau sebesar US$ 3.497 juta

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pendapatan di 2020 Melorot, Laba Bersih RAJA Anjlok Jadi USD1,39 Juta

JAKARTA-Sepanjang 2020, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) hanya mencatatkan laba

Gadget Ilegal Marak, Negara Dirugikan Triliunan Rupiah

JAKARTA-Maraknya penyeludupan gadget nyata-nyata telah merugikan negara triliunan rupiah. Mestinya