Gawat, Data Produksi Pertanian Dinilai Tidak Valid

Selasa 2 Feb 2016, 4 : 14 pm
Anggota Fraksi Partai Demokrat, DPR, Herman Khareron/dok republika.co.id

JAKARTA-Data hasil produk pertanian yang dirilis pemerintah ternyata belum akurat. Sehingga berakibat pada kebijakan yang tidak menguntungkan rakyat terutama para petani di lapangan. “Ini kan data pertanian menyebutkan terjadinya produksi yang signifikan, seperti jagung. Tetapi dipasaran jagung sulit ditemukan. Data yang valid itu sangat penting untuk menentukan kebijakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, E Herman Khaeron saat dihubungi, Selasa, (2/2).

Akibat, kata Herman, peternak yang menggunakan jagung sebagai bahan baku utama pakan menjadi resah. Sebab sangat sulit mendapatkan pakan ternak-ternak mereka. “Pengaduan peternak, mereka mengeluhkan tingginya harga jagung sebagai bahan baku pangan. Kita dorong pemerintah untuk penuhi kebutuhan itu,” lanjut Herman.

Tingginya harga pakan ternak, sambung Herman, akan berujung pada sulitnya rakyat mendapatkan bahan makan berkualitas seperti daging ayam. Sebab, meroketnya harga pakan ternak akan berdampak langsung pada biaya produksi dan harga jual daging ayam. “Harga jagung di pasaran yang tinggi akan terjadi kelangkaan daging ayam. Kalau langka ya harganya pasti melambung. Rakyat juga yang akan mengalami kesulitan,” sambung Herman.

Akibat lain dari data pertanian yang tidak valid tadi, ujar Herman pula, telah berujung pada impor jagung di republik terncinta ini. Tentunya impor jagung akan membuat petani dalam negeri sulit mendapatkan harga jual yang menguntungkan. “Sekarang ini sudah masuk 400 ribu ton jagung dari Brazil dan Brazil negara eksportir terbesar,” kata Herman.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Herman menghimbau agar dua kementerian terkait, seperti pertanian dan perdagangan harus mau bersikap bijaksana. Tanpa hal tersebut, dikhawatirkan maksimalisasi kerja untuk rakyat yang menjadi harapan pemimpin negara ini sulit tercapai. “Ini harus ada kesepakatan dua kementerian, pertanian dan perdagangan. Kedua menteri ini kan ribut terus. Koordinasilah dengan baik agar hasilnya baik. Ini akan juga akan bawa kebaikan kepada rakyat,” pungkasnya. **aec

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jokowi: Hentikan Kebiasaan Senang Barang Merek Impor

JAWA TENGAH-Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk bangga dengan

Proses Divestasi 51% Saham Freeport Dinilai Berbeli-Belit

JAKARTA-Komisi VII DPR menilai proses divestasi saham Freeport sebanyak 51%