Defisit Neraca Perdagangan Bisa Dekati US$2 Miliar

Thursday 10 Jan 2013, 11 : 53 am
by

JAKARTA-Kementerian Perdagangan mengungkapkan defisit neraca perdagangan pada akhir 2012 akan berada dalam kisaran 1,5 miliar dolar AS-2 miliar dolar AS karena impor migas yang terus meningkat. “Menurut saya, 1,5 miliar-2 miliar dolar AS, Desember kan (angkanya) belum keluar kalau kumulatif sampai November 2012 baru 1,33 miliar dolar AS,” kata -Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Jakarta, Kamis,10/1/2013
Lebih jauh Gita menjelaskan, impor migas tersebut menyebabkan terjadinya defisit hingga 4,8 % pada 11 bulan pertama tahun lalu, karena terkait dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Selain itu, lanjut dia, defisit terjadi karena adanya peningkatan impor non migas, terutama untuk kebutuhan barang modal dan barang baku untuk kebutuhan investasi serta produksi dalam negeri. “Jadi ini tergantung Desember, kalau defisit lagi mungkin secara total 2 miliar dolar AS untuk migas dan non migas,” ujarnya.
Mantan Kepala BKPM ini menambahkan untuk tahun ini, ekspor diperkirakan masih mengalami pelambatan karena adanya krisis yang menyebabkan pergolakan harga komoditas, namun angka investasi diprediksi makin membaik. “Saya melihat investasi di riil sektor dan portofolio cukup baik, tapi dari sisi eksternal trade ini tergantung stabilisasi harga komoditas,” cetusnya
Secara kumulatif, pada Januari-November 2012 terjadi defisit neraca perdagangan sebesar 1,33 miliar dolar AS, karena laju impor tercatat 176,09 miliar dolar AS dan ekspor sebesar 174,76 miliar dolar AS.
Impor migas pada November 2012 tercatat mencapai 4,07 miliar dolar AS, sehingga selama Januari-November, nilai impor migas mencapai 38,85 miliar dolar AS atau naik 4,84 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara, peningkatan impor terbesar pada Januari-November berdasarkan golongan penggunaan barang adalah untuk barang modal mengalami kenaikan 19,74 % serta bahan baku atau penolong hingga 7,87 %. **can

Don't Miss

Bursa Asia Melemah Tipis

JAKARTA-S&P kemarin ditutup melemah 0.15% akibat penurunan harga minyak dan
Sri Mulyani

Menkeu: Reformasi Struktural Syarat Mengoptimalkan Potensi Ekonomi

JAKARTA-Pengalaman menunjukkan krisis selalu memberikan ruang bagi Indonesia untuk melakukan