650 Investor Siap Hadir di World Economic Forum

Monday 30 Mar 2015, 4 : 52 pm
by

JAKARTA-Setelah berhasil menjadi tuan rumah World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) pada 2011, Indonesia kembali dipercaya oleh World Economic Forum (WEF) untuk menjadi tuan rumah WEF-EA ke-24. Perhelatan yang digelar pada 19-21 April 2015 ini akan dihadiri para pemimpin pemerintahan dunia, para CEO, cendekiawan, dan media massa. Bahkan diperkirakan, forum ini menjadi ajang bisnis terbesar di Asia Timur tahun ini.

Menko Perekonomian Sofyan Djalil menyebutkan tak kurang 650 CEO perusahaan bertaraf internasional dijadwalkan menghadiri acara WEF ini.  Selain itu, lebih dari 16 pemimpin negara di Asia Timur direncanakan datang, antara lain para pemimpin negara anggota ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Mongolia, Australia, dan Selandia Baru. “Acara ini menjadi sangat penting dan bermakna karena Asia Timur saat ini merupakan wilayah yang ekonominya menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Sofyan Djalil seusai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Ketua World Economic Forum Philipp Rösler, di kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/3).

Menurutnya, Indonesia kembali dipercaya melaksanakan perhelatan besar ini, karena bobotnya sebagai negara dengan tingkat populasi terbesar ke-4 di dunia, anggota organisasi bergengsi G-20, dan merupakan salah satu negara di Asia dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. “Sejauh ini partisipasi sangat tinggi, paling sedikit sampai hari ini sudah mendaftar 650 peserta dari 35 negara yang akan datang di WEF,” ujarnya.

Hal itu menunjukkan keinginan atau minat para investor, usahawan, professional untuk datang ke Indonesia untuk melihat secara dekat bagaimana kemajuan upaya untuk meningkatkan investasi sangat tinggi. “Memang, WEF yang paling banyak pesertanya itu WEF yang diselenggarakan di Davos, Swiss, tahun lalu, yang diikuti oleh 3.000 orang,” urainya.

Sejauh ini jelasnya, persiapan di tingkat domestik terkait penyelenggaraan WEF itu sudah baik. Diharapkan saat WEF berlangsung nanti, Indonesia dapat menjelaskan tentang posisi Indonesia, investasi di Indonesia, masalah reformasi yang dilakukan di Indonesia, dan prospek ekonomi Indonesia ke depan.

Ketika ditanya apakah penyelenggaraan WEF ini menjadi salah satu cara pemerintah mendapatkan investor-investor, Sofyan mengatakan inisiatis penyelenggaraan WEF itu   berasal dari pihak swasta. “WEF termasuk salah satu organisasi yang aktif membahas isu-isu ekonomi dunia. Setahun sekali mereka rutin mengadakan pertemuan di Davos, Swiss. Ada juga di Asia, yang kali ini diadakan di Jakarta. Kemudian mereka nanti juga akan mengadakan di Timur Tengah yaitu di Yordania, juga akan diadakan di Afrika Selatan dan juga di Amerika Latin,” jelasnya.

Pemerintah tidak menargetkan ada investasi langsung dari acara tersebut. Namun setidaknya, ujar Sofyan, para investor ini bisa datang dan melihat langsung mengenai situasi dan kondisi terkini iklim investasi di Indonesia. “Biar mereka (investor) bisa percaya kalau reformasi yang dilakukan pemerintah telah berjalan. Kita tidak menawarkan apa-apa, hanya menjelaskan apa yang sudah kita lakukan telah berjalan dengan baik, dan diharapkan mereka akan datang memberikan investasi,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Meski Zaman Digital, Kampanye Tatap Muka Langsung Masih Diperlukan

JAKARTA- Peneliti politik senior BRIN, Siti Zuhro mengatakan, operasi darat

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2018 Capai 5,27 %

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II