Bangun Pabrik Modern, PT Eco Smart Garment Investasikan Rp 459 Miliar

Wednesday 26 Aug 2015, 7 : 56 pm
by

JAWA TENGAH-PT Eco Smart Garment Indonesia menginvestasikan dana sebesar USD 34 Juta atau setara dengan Rp 459 Miliar untuk membangun pabrik garmen modern di Boyolali, Jawa Tengah. Pabrik PT Eco Smart yang juga merupakan salah satu anak perusahaan PT Pan Brothers, Tbk akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.000 orang. “Saya mendukung dan memberikan apresiasi terhadap investasi yang dilakukan Pan Brothers di Jawa Tengah ini, yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan industri dan ekonomi nasional. Saya juga meminta kepada Pan Brothers agar bisa membangun industri pakaian jadi di luar pulau Jawa, mengingat Pan Brothers Group merupakan industri terintegrasi dari hulu hingga hilir,” tegas Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan pabrik baru PT Eco Smart Garment Indonesia di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (26/8).
Sebagai informasi, PT. Pan Brothers Tbk memiliki 10 anak perusahaan yang bergerak di beberapa sektor usaha, diantaranya: 4 perusahaan di bidang garment industry, 3 perusahaan di bidang product development & buying agent, 1 perusahaan di bidang textile industry, 1 perusahaan di bidang sewing & embroidery thread industry, dan 1 perusahaan di bidang retail holding company. Total karyawan sampai saat ini mencapai 35.493 orang dengan nilai investasi sebesar USD 5,3 Juta.
Menperin berharap, 7 pabrik sudah didirikan di Jawa Tengah, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 21.000 orang dengan nilai investasi mencapai USD 60 Juta. “Hingga Agustus 2015, di BKPM telah terdaftar investasi baru senilai Rp. 2.500 triliun. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat potensial secara ekonomi. Bahkan, dalam semester Itahun 2015, cukup banyak investasi baru yang sudah saya resmikan, setidaknya terdapat 15 industri yang tersebar di Bekasi, Cikarang, Cilegon, Bogor, Karawang, Garut, Gresik, Semarang, Boyolali, Palu hingga Morowali,” paparnya.
Khusus industri tekstil dan produk tekstil (TPT), Menperin mengatakan, sektor tersebut memiliki peranan penting dalam penyumbang devisa negara dan penyedia sandang nasional. Industri padat karya ini juga telah menyerap tenaga kerja sebesar 10,6% dari total tenaga kerja industri manufaktur. Namun demikian, pangsa pasar industri TPT di dunia hanya sekitar 1,8%. “Oleh karena itu, perlu diupayakan untuk ditingkatkan ke posisi yang lebih baik, mengingat industri TPT nasional memiliki keunggulan yaitu struktur industrinya yang lengkap dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Sementara itu, investasi PMDN industri TPT sampai dengan triwulan I tahun 2015 telah mencapai Rp.455,1 miliar atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp362,8 miliar. Sedangkan untuk PMA industri TPT, investasinya mencapai USD 63 juta.
Selain komitmennya untuk terus berinvestasi di Indonesia, Menperin berharap, langkah strategis PT Pan Brothers Tbk yang perlu diikuti oleh industri lainnnya, yaitu melakukan penguatan kerjasama dengan negara-negara Asia bahkan negara-negara Eropa dan Amerika agar dapat saling melengkapi kedalaman struktur industri nasional.
Selain itu, Menperin juga mengatakan bahwa diversifikasi pasar tujuan ekspor perlu terus dikembangkan agar dapat mendongkrak pertumbuhan ekspor secara signifikan.
Sebelum persemian PT Eco Smart Garment Indonesia, Menperin telah melakukan pelepasan secara simbolis sebanyak 300 orang siswa On Site Training Operator Mesin Industri Garment berbasis kompetensi di PT Eco Smart Garment Indonesia. Upaya tersebut diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran karena proses pendidikannya dalam konsep 3 in 1 yaitu pendidikan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

75% Transaksi Online di Asia Tenggara Terjadi di Aplikasi Mobile

JAKARTA-Dominasi ponsel saat ini telah banyak mengubah pola perilaku konsumen
Jasmerah merupakan pesan yang masih sangat relevan sampai saat ini. Karena para elit bangsa Indonesia cenderung meninggalkan sejarah. Melupakan sejarah.

Prospek Ekonomi 2022 Suram, Krisis Menanti

Oleh: Anthony Budiawan Pandemi Covid-19 menghancurkan ekonomi Indonesia, terutama ekonomi