Bank Commonwealth Luncurkan Aplikasi CommBank SmartWealth

Thursday 17 Jan 2019, 9 : 50 pm
by
(Dari kiri ke kanan) Head of Investment Business Bank Commonwealth Ivan Kusuma, Executive Director of Charta Politika Yunarto Wijaya, CEO Schroders Indonesia Michael Tjoajadi, dan Head of Wealth Management and Client Growth Business of Commonwealth Bank Ivan Jaya, berfoto bersama setelah Konferensi Pers Market Outlook 2019 dan peluncuran CommBank SmartWealth, aplikasi wealth management komprehensif pertama di Indonesia dengan fitur robo-advisory yang dapat membantu nasabah mengoptimalkan investasi mereka di tengah kondisi pasar yang fluktuatif di mana saja dan kapan saja, yang diadakan hari ini (17/1) di Hotel Mulia, Jakarta.

JAKARTA-Bank Commonwealth mengeluarkan inovasi terbarunya di awal tahun ini dengan meluncurkan aplikasi CommBank SmartWealth. Selain merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang berfokus pada solusi wealth management secara komprehensif  (The first comprehensive Wealth Management application in the market), aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur robo-advisory yang memberikan rekomendasi alokasi aset investasi untuk membantu mengoptimalkan investasi nasabah sesuai dengan profil risikonya di mana saja dan kapan saja.

Inovasi ini dirancang guna membantu para nasabah mengantisipasi dampak dari perubahan kondisi ekonomi khususnya kondisi pasar dan mengoptimalkan investasi mereka.

Sepanjang tahun 2018, kondisi pasar Indonesia mengalami volatilitas akibat dari sentimen negatif global yang terutama disebabkan oleh kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan isu perang dagang antara AS dan Tiongkok, dimana hal tersebut diperkirakan masih akan berlanjut di tahun 2019.

Di tahun 2019 ini juga, Indonesia memasuki tahun politik di mana Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) akan dilangsungkan secara serentak pada 17 April 2019 mendatang.

“Kami melihat bahwa kondisi politik Indonesia saat ini masih cukup stabil menjelang Pilpres dan Pileg serentak di bulan April 2019 nanti. Walaupun tidak ada korelasi langsung antara peristiwa politik dengan performa ekonomi, namun tetap ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh para investor. Pasalnya perubahan struktur pemerintahan dapat berdampak pada kebijakan-kebijakan ekonomi sebuah negara. Tapi saya percaya pesta demokrasi di tahun ini tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi ekonomi di tanah air,” kata Executive Director Charta Politika Yunarto Wijaya.

Dari sisi perekonomian, CEO Schroders Indonesia, Michael Tjoajadi menjelaskan perekonomian global di tahun 2018 cukup bergejolak dan penuh ketidakpastian, kondisi tersebut diprediksi akan terus berlanjut di tahun 2019.

Sepanjang tahun 2018, kondisi perekonomian global banyak mempengaruhi pasar Indonesia antara lain sentimen negatif akibat isu perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat serta pelemahan rupiah, yang membuat Bank Indonesia (BI) turut menaikkan suku bunga acuannya.


President Director of Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati (kiri) dan Director of Retail & SME Business Bank Commonwealth Rustini Dewi (tengah) saat menerima dua rekor MURI untuk CommBank SmartWealth sebagai “Aplikasi Digital Perbankan Pertama dengan Layanan Robo Advisory” dan “Aplikasi Digital Perbankan Pertama yang Mengintegrasikan Informasi Kepemilikan Produk Wealth Management secara Menyeluruh” yang diserahkan langsung oleh Pendiri sekaligus Ketua Umum MURI Jaya Suprana (kanan) di Kantor Pusat Bank Commonwealth, Jakarta, Selasa (15/1).

Meski demikian, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonominya tetap positif.

“Di tahun 2019, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap positif didukung oleh pemulihan daya beli domestik. Pasar modal Indonesia pun mulai bergairah di mana para investor asing mulai kembali masuk ke pasar saham dan obligasi Indonesia. Namun, kita harus tetap waspada dengan kondisi ekonomi global yang dapat berimbas pada kondisi pasar domestik,” tutur Michael.

Sementara itu, Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan, setelah pasar Indonesia pada 2018 terimbas negatif oleh sentimen global, seperti kenaikan suku bunga acuan AS dan friksi perang dagang antara AS dan Tiongkok.

“Pada tahun 2019 diperkirakan kondisinya akan lebih baik, didukung oleh sikap The Fed yang melunak dalam menaikkan suku bunga secara agresif pada tahun ini dan harapan membaiknya hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok setelah pertemuan di G20. Namun, tantangan yang akan dihadapi adalah kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi setiap negara termasuk Indonesia,” jelasnya.

Ivan menjelaskan lebih lanjut, di tengah kondisi pasar yang fluktuatif dan sejalan dengan misi Bank Commonwealth untuk menjadi pemimpin pasar dalam menyediakan solusi keuangan digital untuk nasabah Retail dan SME (‘to be the market leader in providing Digital Financial Solutions for our Retail & SME target customers’), Bank Commonwealth meluncurkan aplikasi CommBank SmartWealth yang memudahkan nasabah memonitor pertumbuhan seluruh portofolio produk wealth management yang mencakup produk investasi seperti reksadana dan obligasi (bonds), asuransi (bancassurance), dan tabungan serta depositokapan saja dan di mana saja.

CommBank SmartWealth juga memberikan notifikasi berita perkembangan pasar domestik dan global secara reguler dan fitur messaging untuk berkomunikasidenganrelationship manager.

Keunikan dari aplikasi yang baru saja memecahkan dua rekor MURI sebagai “Aplikasi Digital Perbankan Pertama dengan Layanan Robo Advisory”  dan “Aplikasi Digital Perbankan Pertama yang Mengintegrasikan Informasi Kepemilikan Produk Wealth Management secara Menyeluruh” ini adalah fitur robo-advisory yang memberikan rekomendasi alokasi aset investasi untuk membantu mengoptimalkan investasi nasabah sesuai dengan profil risikonya.

“Dengan fitur robo-advisory ini, nasabah dapat memantau portofolio mereka dan dapat mengoptimalkan investasi dengan cara yang sederhana (simple), cerdas (smart), dan terintegrasi (integrated), di mana saja dan kapan saja. Dengan teknologi ini Nasabah benar – benar mendapatkan fleksibilitas tinggi dalam mengoptimalkan portofolio investasi mereka di waktu dan tempat yang nyaman bagi Nasabah,” tutup Ivan

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF

Saham IDPR Menghijau Saat Listing

JAKARTA-PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) menjadi pendatang baru di

Aksi Teror Bom, Satya : Jangan Mau Diprovokasi

JAKARTA -Komisi I DPR RI mengutuk serangan bom oleh teroris