BI: PII Indonesia Triwulan II-2015 Sebesar USD419,1 Miliar

Wednesday 30 Sep 2015, 9 : 15 pm
by
ILustrasi

JAKARTA-Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar USD419,1 miliar (47,4% PDB) pada akhir triwulan II-2015. Posisi ini menurun sebesar USD9,9 miliar (2,3%) dari posisi net kewajiban sebesar USD429,1 miliar (48,2% PDB) pada akhir triwulan I-2015.

Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI, Andiwiana menjelaskan penurunan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh meningkatnya posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan menurunnya posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN).

Data BI menyebutkan, posisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan II-2015 meningkat 2,4% (qtq) atau sebesar USD5,2 miliar menjadi USD226,4 miliar. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya posisi simpanan sektor swasta pada bank di luar negeri dan meningkatnya investasi langsung penduduk di luar negeri. “Di samping itu, peningkatan aset lebih lanjut didukung juga oleh net revaluasi positif akibat pelemahan USD terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya dalam AFLN, seperti Euro, AUD, GBP, dan CHF,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi BI di Jakarta, Rabu (30/9).

Menurutnya, posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan II-2015 mengalami penurunan 0,7% (qtq) atau sebesar USD4,7 miliar menjadi USD645,5 miliar. Penurunan kewajiban tersebut terutama disebabkan oleh faktor net revaluasi negatif, meskipun pada triwulan laporan arus masuk asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio masih cukup tinggi. Net revaluasi negatif pada triwulan laporan disebabkan baik oleh koreksi harga saham maupun akibat penguatan USD terhadap JPY dan IDR, khususnya pada saham dan instrumen utang non-USD.

Lebih lanjut, dia menjelaskan perkembangan Posisi Investasi Internasional Indonesia triwulan II-2015 yang mencatat penurunan net kewajiban berdampak positif pada perbaikan beberapa indikator sustainabilitas eksternal.

Pada sisi solvabilitas, ujarnya, perbaikan indikator ditunjukkan oleh pangsa net PII Indonesia terhadap PDB yang menurun, sejalan dengan penurunan net kewajiban PII Indonesia. Sementara itu, indikator solvabilitas lainnya yaitu porsi sumber pembiayaan berjangka panjang juga mengalami perbaikan. Porsi sumber pembiayaan berjangka panjang (tercermin dari rasio net kewajiban investasi langsung terhadap PDB) mencatat kenaikan, seiring dengan masih besarnya aliran masuk modal investasi langsung. “Di sisi likuiditas, perbaikan ditunjukkan oleh indikator kecukupan cadangan devisa terhadap impor yang meningkat, meskipun posisi cadangan devisa pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya,” urainya.

BI menilai, perkembangan PII Indonesia sampai dengan triwulan II-2015 masih cukup sehat. Namun demikian, bank sentral terus mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian. “Ke depan, BI berkeyakinan kinerja PII Indonesia akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh BI,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Indonesia Mendapatkan Komitmen Pendanaan Rp302 Triliun  Dalam Program Transisi Energi

JAKARTA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan

Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Meningkat

JAKARTA-Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan I 2019