BI Revisi Pertumbuhan Ekonomi 2013

Thursday 12 Sep 2013, 8 : 47 pm
by
BI
ilustrasi

JAKARTA-Rapat Dewan Gubernur  (RGD) Bank Indonesia (BI) memutuskan merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2013.

Bank sentral merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 menjadi 5,5%-5,9%, dari semula 5,8%-6,2%.

“Semula (proyeksi pertumbuhan) 5,8 persen hingga 6,2 persen,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Ahmad Johansyah, di Gedung BI , Jakarta, Kamis (12/9).

Dari sisi domestik, kata dia perlambatan ekonomi tersebut terlihat dari berbagai hasil survei yang dilakukan oleh  BI seperti survei penjualan eceran dan survei keyakinan konsumen.

Hasil  survei mengindikasikan bahwa konsumsi rumah tangga cenderung melambat pada semester II-2013.

Berbagai indikator investasi seperti impor barang modal, penjualan alat-alat berat, dan konsumsi listrik industri manufaktur mengkonfirmasi bahwa investasi non-bangunan diprakirakan mengalami kontraksi pada semester II-2013.

Di sisi eksternal, ekspor riil diprakirakan membaik di tengah masih melemahnya harga-harga komoditas ekspor Indonesia.  

“Ke depan, sejalan dengan prospek ekonomi global yang tidak sekuat prakiraan semula, Bank Indonesia juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 menjadi dalam kisaran 5,8 persen hingga 6,2 persen, dari semula 6 persen hingga 6,4 persen,” tutup Difi.

Lebih lanjut,  bank sentral juga memperkirakan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian keuangan global ke depan masih berlanjut.

Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2013 diperkirakan melambat menjadi 3,0%, dari semula 3,1%, akibat melambatnya pertumbuhan negara emerging, terutama Cina dan India. Harga komoditas dunia juga masih menurun, kecuali harga minyak.

Sementara itu, ketidakpastian terkait rencana pengurangan bertahap (tapering) stimulus moneter oleh the Fed dan juga potensi pergeseran arah ekonomi global juga terus dicermati.

“Pada tahun 2014,  BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia mencapai 3,5%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,7%,” jelas dia.

RDG BI kata Difi juga  memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,25%, suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,25% dan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%. Kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah-langkah lanjutan dari penguatan bauran kebijakan  BI.

“Kebijakan difokuskan untuk pengendalian inflasi, stabilitas nilai tukar Rupiah, serta untuk memastikan berlangsungnya penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sustainable,” imbuh dia.

Langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan kondisi fundamental terus dilakukan serta didukung upaya penguatan operasi moneter dan pendalaman pasar valas.  

BI  tutur dia juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan FKSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional, khususnya dalam pengendalian inflasi, stabilitas pasar keuangan, serta penurunan defisit transaksi berjalan dan kesehatan neraca pembayaran.

“BI memandang bahwa kebijakan-kebijakan tersebut serta berbagai kebijakan yang telah ditempuh sebelumnya akan mempercepat penyesuaian defisit transaksi berjalan dan mengendalikan inflasi menuju sasaran 4,5±1% pada 2014,” pungkas dia

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

pertumbuhan laba bersih tersebut utamanya berasal dari pertumbuhan Fee Based Income (FBI) dan Net Interest Income (NII) yang masing-masing sebesar 16,8 persen dan 17,6 persen (y-o-y).

BBNI Siap Rilis NCD Rp2,5 Triliun dan USD31,5 Juta

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) siap untuk menerbitkan

Pemerintah Dorong Digitalisasi UMKM Hingga ke Daerah

JAKARTA-Pemerintah mendorong digitalisasi UMKM hingga ke daerah untuk membantu perbaikan