JAKARTA-Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino menggertak Presiden Joko Widodo setelah Bareskrim Mabes Polri menggeledah kantor Pelindo II.
Bareskrim menggeledah PT Pelindo II untuk mencari bukti dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobil Crane.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR, Masinton Pasaribu menduga sikap membangkang RJ Lino atas sepengetahuan Menteri BUMN Rini Sumarno.
Ini terbukti dengan sikap Mentri BUMN yang hingga saat ini belum melakukan tindakan apapun terhadap anak buahnya itu.
Padahal, Menteri BUMN sebagai atasan langsung Dirut BUMN seharusnya segera bertindak cepat menindak Dirut Pelindo II, RJ Lino yang lantang mengancam mundur dan memprotes Presiden Jokowi.
“Tetapi, ini tidak dilakukan Rini Sumarno. Ada apa ini? Masa anak buah melawan presiden,” ujar Masinton dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (28/8).
Dia menduga tindakan Dirut Pelindo II memperotes bahkan menggertak Presiden Jokowi atas sepengetahuan dan seijin Menteri BUMN.
Terbukti, Menteri BUMN turut diberitahu dan dimintai bantuan oleh Dirut Pelindo II agar menghubungi Kapolri. “
Seperti penjelasan RJ Lino kepada Sofyan Djalil saat telponan, “Ibu Rini sudah telepon Kapolri. Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed,”
Pembangkangan ala RJ Lino ini sangat tidak lazim. Diduga, ada orang kuat yang membackupnya.
Kecugiaannya bertambah besar setelah Mentri BUMN tidak memberikan sanksi bagi RJ Lino.
“Buktinya hingga detik ini kita belum mendengar adanya tindakan ataupun sanksi yg dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Sumarno terhadap Dirut Pelindo II sebagai bawahan langsung Menteri BUMN,” tegasnya.
Seharusnya tutur Masinton, menteri wajib loyal dan melindungi martabat Presiden.
“Sebagai anak buah presiden, tidak sepantasnya melawan apalagi menantang presiden,” ujarnya
