Harga Bawang Merah Mulai Turun Pasca Lebaran

Monday 26 Aug 2013, 3 : 42 pm
by

TEGAL-Harga bawang merah sudah mulai mengalami penurunan pasca lebaran kali ini, meskipun dapat dikatakan masih relatif tinggi. Kondisi tersebut disebabkan karena berkurangnya pasokan ke pasar dari daerah sentra produksi akibat gagal panen karena curah hujan yang masih tinggi (kemarau basah). “Harga rata-rata bawang merah nasional pada tanggal 23 Agustus 2013 sebesar Rp. 59.650/kg atau turun 11.65% dibanding harga tanggal 16 Agustus 2013, harga tersebut relatif masih tinggi walaupun sudah menunjukkan penurunan,” imbuh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam surat elektroniknya kepada redaksi www.beritamoneter.com, Senin (26/8).

Saat ini kata dia terdapat beberapa sentra produksi bawang merah yang mulai panen. Karena itu, dia berharap bertambahnya pasokan bawang merah dari sentra-sentra produksi maka harga bawang merah akan berlanjut turun dan normal kembali. “Kenaikan harga bawang merah menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini disebabkan oleh kurangnya pasokan sehingga tidak dapat mencukupi permintaan,” kata dia.

Untuk itu ujar dia, solusi jangka pendeknya adalah meningkatkan ketersediaan pasok sehingga memadai. Langkah pemerintah melakukan importasi bawang merah hanya merupakan salah satu langkah yang diambil untuk meningkatkan pasok.“Namun hal yang terpenting adalah bagaimana cara meningkatkan produksi dan produktivitas bawang merah tersebut agar tidak terjadi kenaikan harga yang tinggi akibat kurangnya pasokan di dalam negeri,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan Kemendag di 33 ibukota provinsi, harga bawang merah cenderung menurun berkisar antara 3.61% – 45.45% dengan penurunan tertinggi di Medan dan terendah di Surabaya. Sementara kenaikan harga masih terjadi di Manokwari, Jayapura dan Gorontalo. Harga rata-rata bawang merah secara nasional pasca lebaran Idul Fitri 2013 mengalami penurunan per 23 Agustus 2013, kecuali di beberapa Kawasan Timur Indonesia seperti Gorontalo, Manokwari dan Jayapura.

Sementara itu, Kabupaten dan Kota Tegal yang merupakan sentra tanaman bawang merah terutama  di Kelurahan Krandon dan Kelurahan Kalinyamat Kulon di Kecamatan Margadana, memiliki  luas areal tanaman bawang merah sebesar 191 hektar dengan total produksi setahun kurang lebih 1.834 ton dengan dua kali musim tanam. Musim panen pertama pada bulan Agustus dan panen kedua bulan Desember, sedangkan Januari s/d Mei ditanami padi.

Sementara, untuk biaya produksi bawang merah saat ini dari mulai olah tanah sampai dengan panen mencapai Rp. 120 juta per hektar dengan biaya paling mahal adalah pembelian bibit dan obat-obatan/pestisida. Jika dalam satu hektar menghasilkan 9.500 kg, maka harga pokok produksi sebesar:  Rp. 120.000.000 : 9.500 kg = Rp. 12.631 /Kg.

Selain mengunjungi sentra produksi bawang merah, dalam kunjungan kerjanya Mendag Gita Wirjawan juga mengunjungi pabrik teh Poci dan  Yayasan Manunggal. Setelah itu kunjungan dilanjutkan dengan menghadiri Bazar UKM Expo di alun-alun kota Tegal. Dalam kunjungannya ke pabrik teh tersebut, Mendag memberikan perhatian atas semakin menurunnya harga teh di pasar dunia. Mendag mengatakan bahwa Indonesia pernah menududuki posisi ke 2 negara-negara pengekspor teh. Kini posisi tersebut melorot, sehingga Indonesia menempati posisi ke 7 dunia.

Terkait dengan Bazar UKM Expo, Mendag memberikan perhatian khusus terhadap daya tahan UKM dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008. Lebih dari itu, Mendag mengatakan bahwa UKM telah menghasilkan devisa sebesar Rp 183,8 triliun atau 20.2% dari devisa Indonesia. Jumlah pelaku UKM tergolong banyak, yaitu sebesar 28,85%, dan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian, yaitu sebesar 28% PDB.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Laba Bersih PTPP Cuma Naik 1% Jadi Rp86,96 Miliar

JAKARTA-PT PP (Persero) Tbk (PTPP) selama enam bulan pertama tahun

Bank DKI Raih Penghargaan Infobank Awards 2020

JAKARTA-Bank DKI meraih penghargaan Infobank Awards 2020 yang diberikan oleh