Industri Batik Tahan Terhadap Gejolak Ekonomi Global

Wednesday 8 May 2019, 4 : 18 pm

JAKARTA-Kementerian Perindustrian menyebut Industri Kecil Menengah (IKM) kerajinan, termasuk IKM batik merupakan tombak ekonomi kerakyatan, di mana pasarnya terus meningkat dan tahan terhadap krisis ekonomi global.

“Untuk itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya mengembangkan IKM melalui berbagai program,” kata Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu, (8/5/2019).

Program-program tersebut antara lain peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin, dan peralatan serta promosi dan pameran batik di dalam dan luar negeri.

Gati mengatakan untuk meningkatkan akses pasar, Kemenperin juga memiliki program e-Smart IKM yang bekerja sama dengan beberapa marketplace.

Melalui program e-Smart ini produk kerajinan, perhiasan, dan batik di dorong untuk memasuki pasar daring (online), sehingga memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.

“Kami juga mendorong agar para perajin batik untuk memperoleh berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, dan lembaga pembiayaan perbankan dan non-perbankan lainnya untuk memperkuat struktur modalnya,” tambahnya.

Dengan demikian, lanjut Gati, diharapkan industri batik nasional dapat tumbuh signifikan dan daya saingnya meningkat.

Gati mengatakan di tengah-tengah upaya pembangunan ekonomi, sentra-sentra IKM sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu terus menerus dikembangkan.

“Semangat berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi melalui kemudahan untuk mempromosikan karya-karya para pelaku IKM,” ujarnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Oneject merupakan produsen alat suntik auto disable syringe (ADS) terbesar di Asia, yang saat ini memasarkan produk ke negara-negara di Eropa, Asia dan UNICEF.

Genjot Pendapatan di 2023, IRRA Siap Teruskan Strategi Diversifikasi Produk

JAKARTA-PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) mengaku, perseroan berupaya untuk mempertahankan

Dana Pembangunan Infrastruktur Kurang Rp626 Triliun

JAKARTA-Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur yang diprioritaskan pada pemenuhan logistik,