SEMARANG-Pertumbuhan ekonomi pada 2018 diyakini akan semakin membaik, termasuk sektor riil yang akan berjalan cepat. Alasannya infrastruktur sudah banyak yang selesai dan dimanfaatkan rakyat. “Lihat saja, jalan Tol Trans Jawa sudah diresmikan pada sejumlah ruas. Jadi akan berdampak positif ke semua sektor kehidupan,” kata Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO) usai acara “Bedah Rumah” di Plamongsari, Penggaron, Semarang, Jumat (22/12/2017).
Hanya saja OSO tak mau menjelaskan secara detail pertumbuhan ekonomi 2018. “Ya, lima koma sekian lah. Tapi yang penting itu tumbuh dengan baik,” ucapnya.
Menurut OSO, lambatnya ekonomi karena infrastruktur banyak yang mangkrak dan baru dikebut zaman Jokowi. Oleh sebab itu dengan semakin banyak infrastruktur yang diresmikan presiden, maka kegiatan-kegiatan perekonomian daerah dengan sendirinya akan bergerak. “Jadi akan beriringan, karena kegiatan ekonomi itu bergerak secara rasional dan terukur,” tambahnya.
Bagi DPD, lanjut OSO, pergerakan alias geliat ekonomi daerah lebih penting karena kemakmuran daerah menjadi indikator kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, pusat-pusat perekonomian daerah harus dijaga. Karena menjadi urat nadi atau denyut kehidupan daerah. “Apalagi 2018, program padat karya banyak menyasar ke daerah. Dana triliunan rupiah ini digelontorkan menjadi stimulus guna memacu ekonomi, sehingga daya beli bisa melaju kencang,” tuturnya.
Namun begitu, sambung senator Kalimantan Barat, tidak menampik sektor padat karya akan tersaingi dengan kehadiran teknologi canggih. Sebut saja pengelolaan manajemen Gerbang Tol Otomatis (GTO), kalau masih tetap menggunakan manual, alias tenaga manusia justru menambah kemacetan. “Makanya diganti menggunakan e-money (kartu tol), supaya mengurangi antrian panjang,” bebernya.
Diakui OSO, penggunaan teknologi jelas mengurangi dan merugikan sektor padat karya dalam jangka pendek, namun justru menguntungkan dalam jangka panjang. ***
