Kiai Said: Peringatan Hari Santri untuk Bangkitkan Patriotisme

Tuesday 6 Oct 2015, 6 : 46 pm
by
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj

JAKARTA-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkomitmen menjadikan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Tanggal ini dipilih merujuk terbitnya Resolusi Jihad atau seruan perang suci NU melawan penjajah pada 22 Oktober 1945 silam.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan peringatan Hari Santri Nasional penting digelar sebagai pengakuan penghormatan jasa pahlawan dan pembangkit patriotisme. Selain itu tanggal 22 Oktober juga punya pesan sejarah tentang keutuhan tekad umat Islam di Tanah Air untuk mempertahankan Indonesia. Apalagi katanya, penetapan hari santri ini telah mendapat dukungan dari berbagai kalangan, mulai dari TNI hingga ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). “Baik diresmikan ataupun tidak, hari santri 22 Oktober tetap akan kita peringati,” kata KH Said dalam konferensi pers Kirab Hari Santri Nasional, di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (6/10).

Turut mendampingi Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, Ketua PBNU H Aizzuddin Abdurrahman, Ketua PBNU H Hasib Wahab, dan Letkol Arie Sutrisno.

Menurutnya, ada dua alasan, pentingnya mengukuhkan atau memperingati hari santri. Pertama, sebagai penghormatan atas jasa pahlawan. Pengakuan semacam ini penting bagi generasi sekarang agar tak tercerabut dari kampung halaman sejarahnya. “Kedua sebagai pembangkit patriotisme. Ini relevan sebab sejumlah gagasan yang belakangan bermunculan di Indonesia tidak banyak yang sungguh-sungguh memiliki komitmen keindonesiaan,” ujarnya.

Dalam kenyataannya, kata Kang Said, santri adalah masyarakat Indonesia yang beragama Islam, bukan sekadar muslim yang kebetulan berada di Indonesia. Dengan pengertian ini segala jenis usaha pembenturan santri dengan kelompok-kelompok lain di negeri ini sudah pasti mentah. Kecintaan terhadap tanah air selalu mengatasi sentimen kelompok. “Membela tanah air berarti membela agama. Hal ini merupakan sesuatu yang secara spiritual diyakini, secara gagasan dipikirkan, dan secara empiris dikerjakan,” paparnya.

Menurut kiai asal Cirebon ini, dalam sejarah, keutuhan Indonesia berkali-kali diuji. Dalam tiap ujian itu santri selalu hadir menjaminkan diri untuk mengawal keutuhan tersebut. Resolusi jihad atau seruan perang suci NU melawan penjajah pada 22 Oktober adalah di antara peran yang paling menonjol.

Kerenanya, bagi Kang Said, tepatlah kiranya 22 Oktober dijadikan sebagai Hari Santri Nasional, hari untuk mengonsolidasikan kekuatan umat Islam Indonesia untuk mencintai tanah airnya.

PBNU tengah menyiapkan Kirab Hari Santri Nasional sepanjang 16-22 Oktober 2015, yang dimulai dari Tugu Pahlawan Surabaya, melewati 30 PCNU sepanjang jalur Pantura dan diakhiri di Tugu Proklamasi Jakarta. Selain ziarah, bahtsul masail, dan pengobatan gratis, ekspedisi pelayaran hari santri menggunakan kapal perang juga bakal mewarnai peringatan tersebut

Letkol Arie Sutrisno dari TNI sebagai mitra dalam agenda ini menjelaskan, sepanjang tanggal itu Ekspedisi Pelayaran Hari Santri Nasional menjadi bagian tak terpisahkan. Pelayaran dengan menggunakan kapal perang bakal diikuti 1000 santri dengan melibatkan badan otonom, pesantren, dan ormas-ormas Islam. “Panitia yang sudah dibentuk kini sedang berkoordinasi dengan pihak kapal perang,” katanya.

Menurut Arie, rangkaian kegiatan hari santri nasional dilakukan oleh gugus tugas “Nusantara” alias NU, santri, dan tentara. “Hari Santri Nasional, jangan sampai menjadi sekadar pengumuman tapi mempunyai efek membangkitkan apa yang dicita-citakan Bapak Presiden yang hendak menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Indonesia Serukan Deeskalasi Konflik di Timur Tengah

JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya diplomasi untuk meredakan

Optimalkan Food Expo 2022, BNI Boyong Rempah ke Pasar Hong Kong  

HONG KONG-Potensi produk rempah dan makanan Indonesia di pasar Hong