Neraca Pembayaran Indonesia Surplus US$5,1 Miliar

Friday 12 Feb 2016, 4 : 54 pm
by

JAKARTA-Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2015 mencatat surplus sebesar US$5,1 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit sebesar US$4,6 miliar. Surplus NPI ini ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial sebesar US$9,5 miliar yang melampaui defisit transaksi berjalan sebesar US$5,1 miliar (2,39% PDB).

Direktur Departemen Komunikasi BI, Arbonas Hutabarat mengatakan surplus NPI triwulan IV 2015 tersebut pada gilirannya mendorong kenaikan posisi cadangan devisa dari US$101,7 miliar pada akhir triwulan III 2015 menjadi US$105,9 miliar pada akhir triwulan IV 2015. “Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 7,4 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional,” ujar Arbonas dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (12/2). ​​

Menurutnya, defisit transaksi berjalan meningkat di tengah proses perbaikan perekonomian Indonesia. Defisit transaksi berjalan triwulan IV 2015 tersebut lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar US$4,2 miliar (1,94% PDB).

Dia menjelaskan kenaikan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas karena impor nonmigas tumbuh 7,5% (qtq) seiring dengan meningkatnya permintaan domestik pada triwulan IV 2015. “Peningkatan impor terbesar terjadi pada kelompok barang modal, diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku,” terangnya.

Sementara itu, ekspor nonmigas terkontraksi 4,2% (qtq) dipengaruhi oleh permintaan global yang masih lemah dan terus menurunnya harga komoditas. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menyusut seiring turunnya volume impor minyak dan harga minyak mentah dunia.

Meski mengalami peningkatan defisit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kinerja transaksi berjalan triwulan IV 2015 membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang mencatat defisit sebesar US$6,0 miliar (2,70% PDB). ​​

Surplus transaksi modal dan finansial meningkat signifikan seiring menurunnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan membaiknya keyakinan terhadap prospek perekonomian Indonesia. Surplus transaksi modal dan finansial triwulan IV 2015 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar US$0,28 miliar. “Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial tersebut terutama didukung oleh kembali meningkatnya arus masuk investasi portofolio pada obligasi pemerintah, termasuk global bond,” imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya kenaikan surplus transaksi modal finansial didukung pula oleh kenaikan investasi lainnya dan aliran masuk investasi langsung asing (FDI). Kenaikan investasi lainnya disebabkan antara lain oleh meningkatnya penarikan simpanan di luar negeri dan penarikan pinjaman luar negeri terkait meningkatnya realisasi proyek infrastruktur pemerintah. Sementara itu, kenaikan aliran masuk investasi langsung asing (FDI) terutama pada sektor pertambangan, keuangan, dan manufaktur sejalan dengan perbaikan investasi domestik. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2015 tersebut relatif sama besar dengan surplus yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. ​​

Secara keseluruhan tahun, NPI 2015 mengalami tekanan di tengah dinamika perkembangan ekonomi global dan domestik. NPI 2015 mengalami defisit US$1,1 miliar setelah tahun sebelumnya mencatat surplus US$15,2 miliar. Tekanan terhadap kinerja NPI tersebut bersumber dari penurunan surplus transaksi modal dan finansial yang tidak dapat sepenuhnya membiayai defisit transaksi berjalan.

Namun demikian, defisit transaksi berjalan sebesar US$17,8 miliar (2,06% PDB), lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$27,5 miliar (3,09% PDB). Perbaikan tersebut disebabkan penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspornya, serta perbaikan kinerja neraca jasa dan neraca pendapatan.

Penurunan impor diakibatkan melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari melambatnya pertumbuhan ekonomi pada 2015.

Sementara itu, penurunan ekspor didorong oleh melemahnya permintaan eksternal akibat melambatnya perekonomian dunia serta berlanjutnya penurunan harga komoditas global. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial tahun 2015 turun menjadi US$17,1 miliar dari sebelumnya US$45,0 miliar pada 2014.

Hal tersebut terutama didorong oleh aliran masuk modal investasi langsung dan kebutuhan pendanaan korporasi melalui pinjaman luar negeri yang menurun seiring dengan melambatnya perekonomian domestik.

Selain itu, penurunan transaksi modal finansial juga disebabkan oleh penurunan aliran masuk modal portofolio asing dan investasi lainnya. Penurunan aliran masuk modal portofolio asing yang cukup signifikan disebabkan oleh tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, meskipun ketidakpastian di pasar keuangan global sudah mereda pada triwulan IV 2015.

Sementara itu, penurunan investasi lainnya diakibatkan oleh kenaikan simpanan sektor swasta di bank luar negeri akibat persepsi pelaku ekonomi terhadap perekonomian domestik yang sempat melemah. ​​“Ke depan, BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait perlambatan ekonomi Tiongkok dan terus menurunnya harga komoditas, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan,” imbuhnya.

Namun, BI meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong percepatan reformasi struktural.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Basuki : Mahasiswa Harus Siap Berkompetisi

JAKARTA-Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI),

Ekspor Februari 2015 Mencapai US$12,29 Miliar

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Februari 2015