PermataBank Catat Kenaikan Laba Bersih 18%

Wednesday 27 Feb 2013, 2 : 02 pm
by

JAKARTA-PermataBank mencatat  laba  bersih setelah pajak (konsolidasi – diaudit) sebesar Rp. 1,368  triliun   pada 2012 meningkat 18% year-on-year (yoy) dari tahun 2011  sebesar 1,160 triliun rupiah.   Peningkatan juga terjadi pada total asset mencapai  Rp.  131,8 triliun, naik 30% yoy dari Rp 101,3 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang kuat.  “PermataBank kembali mencatat  pertumbuhan  yang kuat di tahun ini, dengan kemajuan yang terjadi di  semua  area  baik  di sisi pinjaman, simpanan, kapasitas organisasi dan layanan.  Hal  ini  menggarisbawahi  kekuatan dari model perbankan kami dan mencerminkan  komitmen  untuk  terus  memenuhi  kebutuhan perbankan nasabah kami,  mengembangkan  PermataBank dan mendukung perekonomian nasional. Kami berterima  kasih kepada para pemangku kepentingan yang telah mendukung Bank khususnya  nasabah  kami  atas  kepercayaan mereka dan berharap dapat terus membangun masa depan bersama yang lebih baik,” ujar   Direktur  Utama PermataBank   David  Fletcher, di Jakarta, Rabu (27/2).

Menurut dia, kinerja operasional PermataBank selama periode tersebut terus membaik. Laba operasional   naik  20%  yoy  menjadi  Rp.  1,728  triliun,  didorong  oleh pertumbuhan  pendapatan  bunga  bersih  dan  pendapatan berbasis biaya (fee based  income).  Pendapatan  bunga  bersih tumbuh 43% yoy menjadi Rp. 5,898 triliun   ditopang   oleh  pertumbuhan  kredit  yang  kuat.  

Sementara  itu pendapatan  berbasis biaya (fee based income) naik 7% yoy menjadi Rp. 1,109 triliun. sementara itu, kredit yang disalurkan PermataBank tumbuh 36% yoy dari Rp 69,3 triliun pada akhir  2011 menjadi Rp 94,4 triliun pada akhir 2012. Kredit tumbuh di semua segmen  bisnis,  termasuk  pertumbuhan  yang kuat di segmen UKM. Total aset mencapai  Rp.  131,8 triliun, naik 30% yoy dari Rp 101,3 triliun di tanggal 31 Desember 2011.

Basis pendanaan kian beragam dan terus tumbuh. Dana pihak ketiga – termasuk pendanaan  Syariah  –  meningkat  27% yoy menjadi Rp. 104,7 triliun di mana giro  dan tabungan (CASA) mencatat kenaikan yang kuat masing-masing 23% yoy dan  32%  yoy  menjadi Rp. 20,6 triliun dan Rp. 20,4 triliun. Sementara itu deposito  berjangka  mencatat  pertumbuhan yang sehat, naik 21% yoy menjadi Rp.  56,5 triliun di akhir tahun 2012. Pendanaan syariah tercatat meningkatkuat  97% yoy menjadi Rp 7,2 triliun.

Loan  to  Deposit Ratio (LDR) berada di tingkat yang optimal yaitu 89,5% di akhir  2012,  dibandingkan  83,1%  pada  akhir  2011. Bank juga menunjukkan perbaikan  yang berkesinambungan dalam kualitas pinjamannya, yang tercermin pada   kepatuhan  Bank  pada  prinsip  kehati-hatian.  Gross  dan  Net  Non Performing  Loan  (NPL)  masing-masing mengalami perbaikan menjadi 1,4% dan 0,4% pada Desember 2012 dari 2,0% dan 0,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Struktur permodalan Bank tumbuh kuat di tengah pertumbuhan kredit yang juga kuat.    Setelah   menuntaskan  Right  Issue  sebesar  Rp.  2  triliun  dan menerbitkan dua Obligasi Subordinasi (Subdebt) dengan total senilai Rp. 2,5 triliun,   rasio  kecukupan  modal  (CAR)  Bank  menjadi  15,9%,  mengalami perbaikan sebesar 179 bps dibandingkan dengan tahun lalu.

Perkembangan  lain  yang  menggembirakan adalah kinerja yang kuat dari Unit Usaha  Syariah  yang terus menerus diperkuat dengan mendayagunakan jaringan dan  infrastruktur  PermataBank  yang  ada.  PermataBank  Syariah  mencatat pertumbuhan  laba  bersih  yang kuat sebesar 93% yoy menjadi Rp. 256 miliar dari  Rp.  133  miliar  dibanding  periode yang sama tahun lalu. Total aset tumbuh  103%  yoy  menjadi  Rp. 10,6 triliun didorong oleh pertumbuhan yang kuat di pembiayaan Syariah.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Laba Naik 31,5%, Eastparc Hotel Siap Tebar Dividen Interim Rp2,5 per Saham

JAKARTA-PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) berencana membagikan dividen interim untuk
PT Samudera Indonesia Tbk

Pyridam Farma Merugi Rp85,22 Miliar pada 2023, Ini Penyebabnya

JAKARTA – PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) menderita kerugian sebesar