JAKARTA-Para Menteri Perdagangan ekonomi Asia – Pacific Economic Cooperation (APEC) kembali akan menggelar pertemuan tahunan pada 20 – 21 April 2013 di Kota Pahlawan, Surabaya. Pertemuan para Menteri ini didahului dengan serangkaian pertemuan di tingkat subfora dan working group sejak 7 April 201 3 yang selanjutnya dirangkum dalam pertemuan Committee on Trade and Investment, Economic Committee dan Sub Committee on ECOTECH untuk dilaporkan kepada Senior Official Meeting . Delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan, yang sekaligus merangkap sebagai Pimpinan Sidang (Chair)selama berlangsungnya pertemuan.
Dengan tema Resilient Asia Pacific; Engine of Global Growth ”,para Menteri Perdagangan akan membahas beberapa isu strategis guna terus mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi di kawasan ini.
Isu tersebut antara lain adalah dukungan terhadap World Trade Organization (WTO),terutama dalam menghadapi pertemuan ke 9 Ministerial Conference (MC9) yang rencananya akan berlangsung pada Desember tahun ini di Bali. “MC9 merupakan kesempatan penting bagi semua anggota WTO untuk menggapai kembali kepercayaan terhadap sistem perdagangan multilateral di bawah naungan WTO. MC9 juga merupakan momentum kunci untuk menggulirkan kembali Perundingan Putaran Doha yang sejak tahun 2001 terus berputar di tempat walaupun ada sejumlah kemajuan. Karena itu, para Menteri Perdagangan APEC perlu menyatukan visi dan tekad guna menyukseskan MC9 di Bali pada Desember yang akan dating,” ungkap Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo.
Selain itu, para Menteri Perdagangan juga akan membahas upaya pencapaian visi Bogor Goals, integrasi ekonomi regional, pengembangan konektivitas, pengembangan inovasi, pembangunan infrastruktur, kerja sama bidang investasi, penyederhanaan regulasi, serta pertumbuhan yang berkelanjutan yang adil atau sustainable growthwith equity. “Tema APEC yang kita tetapkan tahun ini jelas menunjukkan jejak kebijakan yang kita tuju, yakni integrasi perekonomian kita dengan kawasan dan dunia harus diimbangi dengan upaya serius untuk memastikan bahwa proses integrasi tersebut bukannya memperlebar tetapi justru harus memperkecil jurang perbedaan, antara lain dengan meningkatnya partisipasi UKM, pebisnis pemula, wanita pengusaha serta kalangan yang selama ini terpinggirkan oleh proses globalisasi,”imbuh Dirjen KPI.
Hal ini memang dipandang penting khususnya di tengah situasi perekonomian dunia yang masih belum pasti saat ini. Meskipun bersifat sukarela dan langkah-langkah liberalisasi ekonomi APEC lebih bersifat unilateral, namun APEC telah dan akan tetap memainkan peran penting untuk memfasilitasi kerja sama perdagangan dan investasi di kawasan yang paling dinamik ini, seperti dengan bertukar pengalaman dan menyepakati best practices untuk diimplementasikan di ekonomi masing-masing.
Topik lain yang akan menjadi perhatian para Menteri Perdagangan APEC adalah terkait Daftar Produk Ramah Lingkungan APEC (APEC Environmental Goods List/EGs List).