Polisi Buru Jaringan Distibutor Beras Oplosan

Wednesday 27 Apr 2016, 2 : 25 am
by
photo Raja Tama

TANGERANG -Subdit Indag Polda Metro Jaya, mengaku sudah mengantongi aktor lain dalam jalur distribusi beras impor tidak layak konsumsi asal Vietnam, yang dioplos AM, untuk distribusi Jabodetabek.

“Total ada 10 orang, yang akan kita mintai keterangan, kapasitasnya baru sebagai saksi,” terang Kasubdit Indag Diretorat Reserse Kriminal Khusus Polda metro Jaya, AKBP Agung Marliyanto, di komplek pergudangan Dadap, Kabupaten Tangerang, Selasa (26/4).

Agung mengungkapkan, AM pemilik gudang beras oplosan tersebut, merupakan orang yang memenangkan tender pemusnahan beras impor Vietnam tidak layak konsumsi, yang kini menyandang predikat tersangka. “Ini akan kita dalami lagii, apakah pemberi tender itu tahu, beras yang seharusnya dimusnahkan malah di oplos,” lanjut Agung.

Sementara Kadivre Bulog DKI, Agus Dwi Indiarto,mengaku, pemesanan beras impor dari Vietnam itu diasuransikan.  “Biasanya dari total pesanan ada saja, beras yang diimpor itu, tidak sesuai spek Kita, artinya rusak atau tidak layak konsumsi karena kena air laut selama masa pengiriman dikapal,” ujarnya.

Menurutnya, untuk beras tidak layak konsumsi itu, pihak Bulog menyerahkan ke pihak asuransi.  “Kita tinggal kembalikan ke pihak asuransi untuk diberikan penggantian. Soal keterlibatan pihak lain, saya tidak berani berasumsi, tapi alurnya seperti itu” ungkapnya.

Setelah melihat contoh beras Vietnam yang tidak layak konsumsi itu, Agus mengatakan bahwa beras itu bahkan sudah tidak layak untuk dikonsumsi hewan ternak.  “Kalau yang seperti ini, untuk hewan ternak saja sudah tidak layak,” ucapnya.

Gudang distribusi beras oplosan di Tangerang itu, terungkap berkat laporan masyarakat atas jeleknya mutu beras Bulog yang beredar dalam karung 15 kilogram.

AM, pelilik gudang sengaja mengoplos beras impor tidak layak konsumsi dengan beras lokal layak konsumsi yang dicampur sejumlah bahan kimia, agar terlihat putih.

Meski begitu, pihak Bulog belum mengetahui efek dari konsumsi beras oplosan berbahan kimia berbahaya itu terhadap kesehatan.  “Perlu uji lab, untuk masyarakat harap selalu waspada. Cara paling mudah saat membeli beras, berasnya diremas-remas ditangan, kalau setelahnya banyak bubuk halus yang ada di tangan, itu dipastikan campuran proses kimia,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Transisi Energi Topang Fondasi Ketahanan Energi

JAKARTA-Energi berbasis fosil dinilai memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap konflik

Inflasi November 2021 0,37%

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada November 2021 terjadi inflasi