Prospek Ekonomi Indonesia 2020 Terjaga

Friday 29 Nov 2019, 11 : 03 am
by
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019

JAKARTA-Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis prospek ekonomi Indonesia 2020 terjaga dengan momentum pertumbuhan yang tetap berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan meningkat dalam kisaran 5,1-5,5%. Inflasi 2020 tetap terkendali sesuai sasaran 3,0+1%.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan 2020 di dalam kisaran 2,5-3% dari PDB dimana surplus transaksi modal dan finansial tetap besar sehingga mendukung stabilitas eksternal.

Demikian juga dengan nilai tukar Rupiah pada 2020 diprakirakan bergerak stabil.

Menurutnya, pertumbuhan DPK pada 2020 perbankan diprakirakan mencapai 8-10%, sementara pertumbuhan kredit diprakirakan mencapai 10-12%, sejalan turunnya suku bunga dan membaiknya prospek ekonomi.

Dalam jangka menengah, prospek ekonomi Indonesia akan semakin baik. Transformasi ekonomi akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi, dengan defisit transaksi berjalan menurun dan inflasi rendah. Menuju Indonesia maju berpendapatan tinggi pada 2045.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa masih terdapat ruang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mendorong peran sektor swasta.

“Hal ini mengingat APBN hanya memiliki kontribusi 14,5% terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnyya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019, di Jakarta, Kamis (27/11).

Untuk itu, dalam kondisi perekonomian global yang belum kondusif, bauran kebijakan BI yang telah ditempuh pada 2019 akan semakin diperkuat pada tahun 2020 mendatang melalui 6 (enam) fokus area kebijakan yang akan ditempuh oleh BI dalam menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan.

Pertama, kebijakan moneter tetap akomodatif. Kedua, kebijakan makroprudensial yang akomodatif akan ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi. Ketiga, kebijakan sistem pembayaran difokuskan pada penguatan instrumen dan infrastruktur publik berbasis digital. Dengan melakukan 5 Inisiatif SPI yaitu 1) Pengembangan Open Banking, 2) Penguatan konfigurasi sistem pembayaran ritel, 3) Penguatan infrastruktur pasar keuangan, 4) Pengembangan infrastruktur publik untuk data, dan 5) Penguatan framework pengaturan, perizinan, dan pengawasan.

Selain itu, sebagai dukungan BI dalam integrasi ekonomi dan keuangan digital secara nasional, Bank Indonesia juga mendiseminasikan arah kebijakan Sistem Pembayaran Indonesia ke depan melalui publikasi buku Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 : Menavigasi Sistem Pembayaran Nasional di Era Digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Banyak Hal Disembunyikan KPU, Feri Amsari: Pilpres Berpotensi Dua Putaran

JAKARTA-Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas (Unand) Padang, Feri Amsari
Gojek akan memiliki 52 persen saham, sementara Tokopedia akan memiliki 48 persen saham. Gojek dan Tokopedia membentuk Go To sebagai holdingnya.

Kebakaran Kilang Balongan dan Rusaknya Reputasi Pertamina

Oleh: Salamuddin Daeng Kebakaran kilang Pertamina Balongan bisa dipastikan akan