SRG: Instrumen Tunda Jual dan Pembiayaan Perdagangan

Monday 23 Jun 2014, 8 : 24 pm
by

BENGKULU-Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Junaedi menghadiri sekaligus membuka acara sosialisasi Sistem Resi Gudang (SRG) di Kepahiang, Provinsi Bengkulu. SRG merupakan salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh para petani, kelompok tani, Gapoktan, koperasi tani maupun pelaku usaha (pedagang, prosesor, pabrikan) sebagai suatu instrumen tunda jual dan pembiayaan perdagangan karena dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang (komoditas) yang disimpan di gudang. Hal ini sesuai dengan amanat UU Nomor 9 Tahun 2006 dan telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2011.

Sejak diluncurkannya resi gudang pada 2008 hingga saat ini, sudah dilakukan penerbitan di 47 Kabupaten/Kota, meliputi Bener Meriah, Simalungan, Deli Serdang, Pasaman Barat, Tangerang, Lebak, Indramayu, Bogor, Sumedang, Ciamis, Subang, Cianjur, Pekalongan, Karanganyar, Demak, Jombang, Jepara, Grobogan, Banyumas, Banjarnegara, Bantul, Wonogiri, Kudus, Madiun, Mojokerto, Malang, Sragen, Tuban, Nganjuk, Ngawi, Blitar, Banyuwangi, Pasuruan, Probolinggo, Tulungagung, Situbondo, Sampang, Barito Kuala, Kota Makassar, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, Gowa, Sumbawa, Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Tengah. Komoditas yang disimpan adalah gabah, jagung, beras, kopi, dan rumput laut.

Secara akumulatif sampai 5 Juni 2014, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 1.289 resi dengan total senilai Rp 267,3 miliar atau total volume komoditas sebanyak 54.307,71 ton terdiri dari 44.919,77 ton gabah; 4.632,47 ton beras; 4.315,08 ton jagung; 20,39 ton kopi; dan 420 ton rumput laut.

SRG menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Dari tahun 2012 sampai 2013 jumlah resi gudang yang telah diterbitkan meningkat 40% (153 resi). Peningkatan juga terjadi untuk volume komoditas sebesar 15% (2.652 ton), nilai komoditas sebesar 17% (Rp 15,7 miliar) dan pembiayaan yang

Kemendag bekerja sama dengan Pemerintah Daerah telah membangun sebanyak 98 gudang SRG di 78 Kabupaten di 21 Provinsi sejak 2009 sampai 2013. Khusus di Provinsi Bengkulu, telah dibangun 1 gudang SRG yang berlokasi di Desa Tabah Air Pauh, Tebat Karai, Kabupaten Kepahiang.

Tahun 2014, jelasnya Kemendag dan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan 19 gudang di 19 Kabupaten. Gudang yang dibangun dilengkapi dengan mesin pengering (dryer). “Pembangunan gudang SRG merupakan komitmen Pemerintah untuk membantu menghidupkan perekonomian daerah, mendorong tumbuhnya pelaku usaha di daerah dan sebagai sarana pengendalian stok nasional yang lebih efisien,” ujarnya.

Dengan memiliki resi gudang, para pelaku usaha, khususnya petani, kelompok tani, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memperoleh kredit di bank tanpa memberikan jaminan atau aset tetap lainnya, seperti tanah, rumah, atau kendaraan bermotor. “Jaminannya adalah resi gudang itu sendiri yang merupakan bukti kepemilikan barang yang disimpan di gudang, sehingga petani tidak perlu menjual hasil panennya langsung pada saat panen raya di mana harga sedang turun,” jelasnya.

Junaedi melanjutkan bahwa pembiayaan resi gudang telah dilakukan oleh lembaga keuangan bank seperti BRI, Bank BJB, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Jateng, BPRS Bina Amanah Satria Purwokerto; maupun lembaga keuangan non-bank, yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (KUKM). Nilai total pembiayaan yang telah diberikan sampai Juni 2014 sebesar Rp 194,1 milyar atau rata-rata 70 % dari nilai Resi Gudang yang diagunkan.

Kabupaten Kepahiang memiliki perkebunan kopi Robusta terluas di Prov Bengkulu yakni 24.017 hektare, disusul perkebunan Kopi di Kabupaten Seluma seluas 16.760 hektare. Keseluruhan hasil produksi Kopi Bengkulu (Robusta) tersebut berkisar antara 53.000 – 55.000 ton per tahun dengan

jumlah petani kopi sebanyak 62.970 kepala keluarga. Hasil produksi kopi bengkulu pernah mencapai 63.757 ton pada tahun 2006. Data sementara menyebutkan pada tahun 2010 total produksi kopi Bengkulu sebesar 54.948 ton (sumber Statistik Perkebunan 2009-2011 Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan), yang terdiri dari produksi perkebunan kopi Bengkulu milik rakyat mencapai 54.801 ton dan produksi perkebunan swasta sebesar 147 ton. Hasil produksi kopi Bengkulu pernah mencapai 63.757 ton yaitu pada tahun 2006.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

PT Samudera Indonesia Tbk

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Mei 2021 Meningkat

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat kebutuhan pembiayaan korporasi pada Mei 2021

BI: Penjualan Eceran Juli 2016 Tumbuh Melambat

JAKARTA-Survei Penjualan Eceran Juli 2016 mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan