Terimbas Rupiah, Harga Pakan Ternak Naik 15%

Tuesday 17 Sep 2013, 8 : 01 pm
skalanews.com

JAKARTA-Melemahnya rupiah terhadap dollar AS berimbas ke semua sektor, termasuk industry pakan ternak. Karena itu, mau tak mau produsen pakan ternak menaikkan harga produk sekitar 15%. “Pelemahan rupiah sangat berdampak signifikan terhadap perseroan,” kata Assisten Corporate Secretary PT Sierad Produce Tbk (SIPD), Hudya Indah Panggita, di Jakarta, Selasa (17/9)

Menurut wanita yang disapa Gita, perseroan terpaksa menaikkan harga produk. Karena bahan baku juga ikut naik. “Kenaikan itu karena sekitar 70 persen bahan baku kita itu sebagian impor dari luar negeri seperti negara Amerika, Brazil, Argentina, dan India,” tambahnya

Lebih jauh Gita menambahkan alasan kenaikkan harga ini, hal itu guna menjaga operasional perusahaan agar tetap berjalan dengan baik dan normal. Pasalnya, penambahan produksi itu dilakukan untuk memenuhi stok dalam enam bulan ke depan. “Kami menaikan harga jual pada 2 September 2013, hal ini dilakukan agar operasional tetap berjalan dengan baik dan mempertahankan marjin SIPD,” ungkapnya

Namun kata Gita,  langkah menaikan harga pakan ternak, perseroan akan melakukannya secara bertahap dengan melihat kondisi perekonomian kedepannya. “Namun, kalau rupiah melemah lagi di atas level Rp 11.000 per dolar AS, ya mau tidak mau kita akan menyesuaikan kenaikkan harga jual pakan kembali namun kalau tidak ya tidak ada kenaikan,” imbuhnya.

Pendapatan perseroan dikontribusikan oleh pendapatan pakan sebesar 50 persen. Dan sebagian sisanya oleh breeding anak ayam atau Day Old Chik (DOC), dan sisanya oleh  hatchery commercial farm.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) Aswin Pulungan menyebutkan harga pakan ternak unggas saat ini mencapai Rp7.000 per kilogram atau naik 11% dari sebelumnya yang hanya Rp6.300 per kilogram.

Aswin menambahkan selama ini pakan ternak unggas didapat dari impor karena Indonesia belum mampu memproduksi sendiri. “Selama ini para peternak menggunakan pakan ternak yang umum mengandung unsur campuran kedelai,” ujarnya

Akibat biaya pakan yang tinggi, ujarnya, saat ini harga ayam DOC dan daging ayam mengalami hal serupa. Biaya pakan ternak dalam ongkos produksi sebuah pertenakan memiliki porsi yang cukup besar. “Kita belum bisa mengurangi ketergantungan bahan seperti kedelai dan jagung sebagai bahan pakan. Karena hal ini masih mempertimbangkan biaya produksi kalau beralih ke pakan yang berasal dari dalam negeri,” katanya.

Rata-rata kalangan peternak saat ini terpaksa mengurangi pengadaan DOC disesuaikan dengan kemampuan keuangan mereka. Menurutnya, kenaikan harga DOC dan pakan membuat para peternak ikut menyesuaikan harga penjualan, sebab jika tidak jelas merugi. **can

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Puskod UKI: Revisi UU Otsus Papua Mesti Menjawab Masalah Dasar Masyarakat

JAKARTA-Pusat Kajian Otonomi Daerah Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (Puskod

Dirut PLN: KTT ke-43 ASEAN Gunakan Listrik Energi Bersih

JAKARTA-PT PLN (Persero) meningkatkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap