Tiga Negara Jadi Saingan Industri Batik Indonesia

Friday 20 May 2016, 4 : 41 pm
kemenperin.go.id

JAKARTA-Pasar ekspor utama batik nasional ke manca negara sangat tinggi ke Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Apalagi nilai ekonomi batik cukup tinggi terlihat dari ekspor batik pada 2015 yang mencapai USD 3,1 miliar atau mencapai hampir Rp 41 triliun. Angka itu tumbuh 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Saat ini yang perlu kita waspadai adalah persaingan dengan Malaysia, Cina dan Singapura yang juga telah memproduksi batik,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (20/5/2016).

Oleh karena itu, kata Saleh Husin, terus mendorong pemakaian dan konsumsi batik Indonesia. Di setiap kesempatan, masyarakat diminta memprioritaskan penggunaan batik. “Batik adalah produk budaya Indonesia yang bernilai seni sekaligus ekonomi tinggi. Cara yang mudah dan konkrit, dengan kita memakai dan membeli batik Indonesia sama juga turut menghidupkan para pembatik skala kecil, menengah hingga besar,” ujarnya.

Sedangkan bagi pelaku usaha, baik yang tengah merintis maupun telah mengembangkan bisnis batik, menjual dan mempromosikan batik juga termasuk cara melestarikan batik. Selain tentu saja mendapatkan keuntungan materi.

Oleh karena itu, Menperin mengaku sangat mengapresiasi pelaku usaha dari pembatik hingga desainer yang terus berkarya memproduksi batik sehingga menjadi bagian ekonomi kreatif. Motif-motif tradisional pun giat diangkat dan yang kontemporer juga diciptakan. “Saya perhatikan, setiap daerah memiliki batik khas masing-masing dan makin ke sini motif dan potongan bajunya semakin menarik. Ini yang membuat anak-anak muda semakin bangga memakai batik,” ujarnya.

Apalagi, batik Indonesia mendapatkan pengakuan dunia pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity asal Indonesia. Pertumbuhan batik juga ditopang antusiasme masyarakat untuk menggunakan batik, baik dari pegawai pemerintahan, BUMN ataupun swasta serta masyarakat secara luas dari berbagai kalangan dan usia sehingga meningkatkan permintaan produk batik yang mendorong tumbuhnya industri batik nasional.

“Selain memperkuat produksi dan mengembangkan dari sisi industri, pilihan kita membeli batik Indonesia merupakan langkah konkret dan riil turut memenangi persaingan dengan batik luar negeri,” kata Menperin.

BATIK JAWA BARAT

Menperin menuturkan, keanekaragaman motif batik Indonesia juga diperkaya dari batik Jawa Barat yang cukup banyak menarik perhatian konsumen. Seperti halnya batik pesisir utara Jawa Barat yang dipengaruhi oleh budaya Cina.

“Motifnya lebih bebas, melambangkan kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter,” kata Menperin. Di samping itu, motifnya banyak ditandai dengan gambar flora dan fauna seperti binatang laut dan darat, ikan, pepohonan, daun daunan yang menunjukkan kondisi geografis pesisir.

Batik pesisir utara Jawa Barat meliputi batik Indramayu, Karawang, Cirebon, Subang dan daerah lainnya di sekitar pesisir pantai Utara Jawa Barat. Yang paling terkenal adalah batik Cirebon dengan corak batik yang paling banyak diantara daerah lainnya di Jawa Barat.

Secara umum batik Cirebon banyak dipengaruhi asimilasi pendatang seperti budaya Cina dan Arab termasuk kelompok batik pesisir atau kenduran, batik keraton atau klasik dan batik trusmi. Salah satu motif yang terkenal adalah motif mega mendung yang terkait erat dengan proses asimilasi budaya dan tradisi religious, ulas Menperin. Motif lainnya yang terkenal yaitu paksi naga liman, singa payung, dan ayam alas.

Ketua Yayasan Batik Jawa Barat, Sendy Dede Yusuf mengatakan pihaknya aktif mendampingi dan memberi pembekalan kepada pembatik Jabar sejak organisasi ini berdiri pada Agustus 2008. “Tak hanya di produksi, kami bantu di sisi pemasaran. Kini sudah ada kelompok-kelompok usaha di 27 kabupaten/kota di Jabar, juga terbentuk koperasi-koperasi,” ujarnya.

Pihaknya menggelar acara ini dengan menggelar rangkaian acara berupa pameran batik pesisir utara Jabar, pameran revitalisasi batik keraton Cirebon dan peluncuran buku. Selain itu, penyerahan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual untuk karya perajin batik anggota YBJB, penyerahan bantuan kompor batik, dana bergulir, peragaan dan bazaar busana. ***aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

dekranas

Ekspor Tembus USD 892 Juta, Industri Kerajinan Nasional Kian Kompetitif

JAKARTA-Industri kerajinan merupakan sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian
PDB Kreatf

PDB Ekonomi Kreatif Diprediksikan Tumbuh 9,6%

JAKARTA-Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan Produk Domestik