Tol Solo-Mantingan Terhambat Sepetak Sawah

Thursday 11 Apr 2013, 6 : 43 pm
kompas

JAKARTA- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menegaskan proyek pembangunan ruas tol Solo-Mantingan-Ngawi terhambat penyelesaiannya. Karena pembebasan lahan itu mandeg akibat warga desa tak mau tanahnya dilewati jalan tol tersebut. “Orang gila jaga tanah bawa parang. Dia jaga sawah sepetak, dia nggak membolekan ada jalan tol,” kata kata Kasubdit Pengadaan Tanah Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Herry Marzuki di Jakarta,Kamis,(11/4).

Menurut Herry, Proyek jalan tol Solo-Kertosono terbagi dalam dua ruas, yakni Solo-Mantingan-Ngawi sepanjang 90 km, serta ruas jalan tol Ngawi-Kertosono sepanjang 89 km. Akibat sulitnya pembebasan lahan, kemajuan pembebasan lahan hanya mencapai 83,36% saja.

Lebih jauh kata Herry, warga desa tersebut bahkan berani mengirim surat ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memprotes pembangunan jalan tol. Meski sudah ditawari sejumlah uang pengganti tanah sawah, namun orang gila tersebut tetap keras kepala. “Terkendala di Jawa Timur ada yang ngirim surat ke Presiden dia tak mau dilewati jalan tol, di Ngawi,” ucapnya.

Diakui Herry, membebaskan lahan memang paling mudah menyelesaikan perkara tersebut kepada orang-orang berpendidikan di perkotaan. Sedangkan pembebasan lahan yang paling sulit dilakukan terjadi di daerah pedesaan.

Namun  demikian, sambung Herry lagi, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan pembebasan lahan untuk ruas tol Trans Jawa,dalam waktu dekat. “Kita harapkan 2014 selesai pembebasan lahannya Trans Jawa. Itu harus,” tegasnya

Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pembebasan lahan untuk 9 ruas tol yang menghubungkan Merak, Banten hingga Surabaya, Jawa Timur ini akan rampung pada akhir 2014. Namun perkembangan secara keseluruhan hingga saat ini, perkembangan pembebasan lahan untuk tol Trans Jawa masih mencapai 51%. Padahal pembebasan lahan ini sudah dimulai 2007. “Pembebasan lahannya sudah 51,4%. Jadi ada beberapa ruas yang sudah 100%,” ujarnya

Adapun ruas tol yang pembebasan lahannya sudah mencapai 100% adalah tol Cikampek-Palimanan. Sedangkan untuk ruas lainnya, pemerintah masih terus mengupayakan solusi untuk mengatasi kendala pembebasan lahan yang terkait uang ganti rugi, administrasi, serta koordinasi.

Dikatakan Heri, setelah pembebasan lahan rampung, konstruksi pun dapat dilakukan dengan lebih lancar. Tak membutuhkan waktu yang begitu lama untuk melancarkan proses konstruksi. “Konstruksi itu paling 2-3 tahun,” singkatnya.

Sementara itu, perkembangan pembebasan lahan untuk ruas tol yang lain ialah Pejagan-Pemalang (29,89%), Pemalang-Batang (1,82%), Batang-Semarang (3,34%), Semarang-Solo (36,43%), Solo-Mantingan (73,38%), Mantingan-Kertosono (43,27%).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Infrastruktur dan Sumber Energi Jadi Kendala Melistriki Desa

JAKARTA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan

Obral Hadiah di Suzuki Super Smart

JAKARTA-Suzuki Super Special Maret “Super Smart” merupakan program yang digelar