JAKARTA-Menggenjot daya saing produk nasional merupakan jawaban agar bisa bersaing di pasar global.
Karena itu sejumlah pelatihan dan pembinaan perlu digelar guna meningkatkan kualitas.
“Peningkatan daya saing dan nilai tambah merupakan salah satu kunci agar produk Indonesia dapat bersaing dan berkompetisi di pasar internasional, serta menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN,” kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Dody Edward dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (12/10/2015).
Karena itu, kata Dody, maka pihaknya menggandeng Center for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) menggelar pelatihan ‘Introducing to Fair Trade for Home Decor and Home Textiles’.
Adapun tema fair trade diangkat dengan harapan pelatihan ini dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi produk-produk home decor dan home textiles Indonesia.
Menurut Dodu, pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Kemendag dengan CBI yang telah ditandatangani sejak 21 November 2013.
Tujuan dari kerja sama ini adalah agar produk Indonesia mampu bersaing di pasar Eropa dan kawasan lainnya seperti Asia, Afrika, serta Amerika Tengah dan Selatan.
“Pemerintah berharap peserta dapat membuat strategi-strategi perencanaan terkait dengan fair trade yang berguna untuk mendukung penyusunan program dan kebijakan dalam meningkatkan ekspor,” terang dia.
Pelatihan ini diikuti oleh 18 perusahaan home decor dan home textiles Indonesia dan perwakilan pemerintah, yaitu Kemendag, Kemeterian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Selain itu, diikuti juga Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Business Export Development Organization (BEDO).ABD. *aec
