OJK: Kinerja Industri Perbankan Dalam Kondisi Memadai

Rabu 21 Mei 2014, 6 : 08 pm
by
bagi investor institusi yang terbukti melakukan pelanggaran aturan di bidang pasar modal akan diminta untuk selalu menegakkan kepatuhan
ilustrasi

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis data tentang kondisi likuiditas industri perbankan maupun individual bank  dalam pekan ketiga Mei 2014.

Hasilnya, kondisi likuiditas secara umum dalam kondisi normal.

Dengan demikian, setiap bank mampu memenuhi semua kewajiban yang bersifat segera dan jangka pendek dalam kurun waktu sampai dengan beberapa bulan ke depan.

Namun demikian, OJK senantiasa mengawasi melalui pemantauan yang berkesinambungan terhadap kualitas dari kondisi likuiditas bank untuk memastikan bank dan industri perbankan dalam kondisi yang memadai dan beroperasi secara sehat, efisien, dan berdaya saing.

Demikian keterangan tertulis OJK yang dikutip dari laman ojk.go.id di Jakarta, Rabu (21/5).

Penilaian OJK terhadap kualitas permodalan industri perbankan pada akhir triwulan I tahun 2014 menunjukan level kecukupan atau Car Adequacy Ratio (CAR) sebesar 19,77% yang jauh berada di atas regulatory threshold sebesar 8% maupun level berdasarkan profil risiko setiap bank.

Penilaian permodalan berdasarkan empat kelompok bank. Yaitu untuk kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 sebesar 19,65%, BUKU 2 sebesar 28,44%, BUKU 3 sebesar 17,57%, dan BUKU 4 sebesar 17,96%.

Permodalan bank yang memadai tersebut salah satunya dicerminkan dengan rasio kredit, atau pinjaman tidak lancar, atau rasio Non Performing Loan (NPL) Net yang cukup rendah, sebesar 1,01%.

Sementara itu, sampai dengan akhir triwulan I tahun 2014, OJK memantau realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2014 yang menunjukan pertumbuhan Kredit sebesar 0,37% dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 1,25% (year to date).

Kegiatan intermediasi bank yang diukur melalui Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah sebesar 91,17%.

Pertumbuhan Kredit dan DPK selama periode triwulan awal 2014 tersebut dinilai masih on-track dengan RBB secara keseluruhan.

OJK akan memantau secara berkesinambungan realisasi setiap bank mengingat 2014 merupakan tahun Pemilihan Umum (Pemilu), dan juga tahun persiapan menghadapi Komunitas Ekonomi Asia yang dimulai pada 2015.

OJK meminta seluruh manajemen bank untuk terus meningkatkan kualitas manajemen risiko dan Good Corporate Governance (GCG) serta senantiasa memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential) dan mengedepankan kepentingan nasabah.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

UAJY Lepas 67 Sarjana Lulusan FBE Secara Daring

YOGYAKARTA-Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FBE UAJY)

Ketum HMS: Kasus Rafael dan Eko Pembuka Kotak Pandora  Gaya Hedonis Pejabat DJP dan DJBC di Era Menkeu Sri Mulyani

JAKARTA- Ketua Umum (Ketum) Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center Hardjuno