Presiden: Kalau Proyek Infrastruktur Ditunda, Nilainya Semakin Mahal

Senin 21 Sep 2015, 9 : 50 pm
by
Presiden Joko Widodo saat meresmikan Pengoperasian Bor Antareja

JAKARTA-Presiden Joko Widodo meminta untuk tidak menunda-nunda proyek infrastruktur, karena semakin ditunda maka nilai proyeknya bertambah mahal. “Contohnya adalah proyek MRT,” ucap Presiden Jokowi pada Peresmian Pengoperasian Perdana Mesin Bor Bawah Tanah Antareja Proyek MRT Jakarta, di kawasan Patung Pemuda Senayan, Senin (21/9).

Menurutnya, selama 26 tahun, proyek ini tidak diputuskan. Selama perhitungannya hanya untung dan rugi maka proyek dapat dipastikan tidak akan berjalan, karena proyek tersebut tidak menguntungkan. “Mestinya yang dihitung benefitnya, karena proyek ini untuk negara dan masyarakat,” katanya.

Pembangunan MRT ini menelan biaya yang cukup tinggi, yakni sebesar Rp 15 Triliun. “Seandainya proyek ini dilakukan 25 tahun yang lalu, dan tidak menunda-nunda, pastilah biaya yang dikeluarkan tidak setinggi saat ini, terutama biaya pembebasan lahan tidak semahal saat ini dan juga tidak perlu mengganti stadion Lebak Bulus. Biaya teknis dan non teknis menambah biaya,” ujar Presiden.

Presiden menjelaskan bahwa proyek MRT ini baru dapat diputuskan ketika dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jika tidak diputuskan saat itu, maka proyek ini tidak akan berjalan.

Suatu proyek transportasi massal, jelas Presiden, tidak akan mendapatkan keuntungan, tapi kita beri subsidi agar perusahaan pengelolanya tidak merugi. “Subsidinya darimana? Dari penerapan ERP,” ucap Presiden.

Proyek MRT ini dimulai sejak 10 Oktober 2013, tapi tantangan tidak berhenti. Mulai dari keraguan tentang kemampuan pengelolaan lalu-lintas saat pembangunan MRT, kekhawatiran ambruknya terowongan saat membangun di bawah tanah, dan keraguan lainnya.

Presiden pun memuji manajeman proyek MRT yang dikomandoi pihak Jepang ini. “Jangan memberikan penilaian terhadap pekerjaan yang belum pernah dikerjakan” ujar Presiden.

Sebelum memberikan sambutan, Presiden terlebih dahulu menanyakan tentang kemajuan dan jadwal dari pembangunan proyek ini kepada Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami. “Tidak ada masalah, selalu tepat waktu. Kita harus acungi jempol kepada seluruh yang bekerja,” puji Presiden.

Presiden mengingatkan agar perkembangan proyek ini terus dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu pembangunannya terus berjalan. “Masyarakat Jakarta sudah menunggu 20 tahun, sehingga tidak sabar. Dan terus bertanya-tanya, kapan jadinya, kapan jadinya,” ucap Presiden.

Pekerjaan konstruksi bawah tanah proyek MRT Jakarta akan menggunakan salah satu mesin bor yang biasa disebut dengan Tunnel Boring Machine (TBM). TBM yang pertama, mulai beroperasi dari titik proyek MRT Patung Pemuda Senayan dan akan melakukan pekerjaan penggalian serta konstruksi terowongan jalur bawah tanah MRT kearah Utara menuju titik Setiabudi.

Mesin bor bawah tanah pertama ini disebut Antareja, yang diberikan Presiden, dimana mesin inibor ini diharapkan akan bekerja tangguh setangguh tokoh Antareja putera Bima dalam cerita pewayangan. TBM ini akan mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan 8 meter per hari.

 

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

obligasi Seri B dengan nilai pokok Rp5 tersebut memiliki batas waktu jatuh tempo pada 21 Desember 2021

4 Tahun Berturut-turut, Medco Energi Raih Proper Emas

JAKARTA-PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco Energi), melalui anak perusahaannya
“Sistem pangan yang saat ini dikendalikan oleh korporasi mengizinkan adanya perampasan-perampasan ruang hidup rakyat, khususnya para produsen pangan skala kecil seperti petani, nelayan dan masyarakat adat. Oleh karena itu, sidang rakyat ini sangat penting diselenggarakan sebagai wadah aspirasi rakyat untuk terus mendorong kedaulatan pangan

Masyarakat Sipil Gelar ‘Sidang Rakyat’ Tolak Sistem Pangan Yang Dikuasi Korporasi

JAKARTA-Komite Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sistem Pangan yang terdiri dari