Kemendag Dukung WTO Prioritaskan Kepentingan Negara Berkembang

Rabu 11 Nov 2015, 4 : 11 pm
by

JAKARTA-Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berkomitmen mengupayakan langkah-langkah strategis agar Konferensi Tingkat Menteri (KTM)-10 WTO (World Trade Organization) yang akan dilangsungkan Desember 2015 di Nairobi, Kenya, dapat mengulang kesuksesan KTM-9 di Bali.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Kemendag Bachrul Chairi menegaskan, KTM-9 yang menyepakati Paket Bali, terutama isu pembangunan dan pertanian yang menjadi kepentingan negara berkembang dan kurang berkembang, harus menjadi prioritas WTO. “WTO perlu memprioritaskan perundingan agenda pembangunan dan pertanian yang menjadi kepentingan utama negara-negara berkembang dan kurang berkembang. Hal ini agar manfaat perdagangan terbuka yang diusung sistem perdagangan multilateral dapat dirasakan lebih berimbang oleh seluruh negara anggota WTO,” tegas Bachrul dalam Dialog Kebijakan Sistem Perdagangan Multilateral berskala internasional dengan tema utama “Is the Doha Development Agenda Over or Continuing on Crossroad”, di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (11/11).

Bachrul menegaskan bahwa WTO perlu menjaga momentum lahirnya Paket Bali, khususnya pada kesepakatan beberapa isu pertanian, pembangunan, dan perjanjian fasilitasi perdagangan. Hal ini untuk mendorong tercapainya kesepakatan baru di KTM-10 WTO, Desember nanti. “Pemerintah berkepentingan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perdagangan multilateral dan WTO,” jelas Bachrul.

Bachrul juga mengingatkan Agenda Pembangunan Doha di WTO yang mengalami kebuntuan selama lebih dari 10 tahun sejak digulirkan pada 2001 di Doha, Qatar.

Secara khusus Kemendag menyoroti pentingnya perjanjian fasilitasi perdagangan terhadap peningkatan perdagangan internasional, termasuk perdagangan Indonesia. Perjanjian ini mengatur penyederhanaan prosedur ekspor impor barang sehingga mempercepat arus perdagangan. “Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang dicetuskan Presiden RI sangat sejalan dengan semangat perjanjian fasilitasi perdagangan WTO. Oleh sebab itu, Kemendag mendukung perjanjian tersebut untuk segera berlaku,” tegas Bachrul.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Rebutan Tahta Panas Menteri ESDM, Siapa Yang Layak?

Oleh: Ferdinand Hutahaean Pasca lengsernya Archandra Tahar dari kursi Menteri

Komunitas PUSAKA Indonesia, Menulis Narkoba di Alam Bebas

JAKARTA-Sekitar 15 orang muda, sedang menulis artikel tentang gerakan anti