Abaikan Ulama, FPI Cabut Dukungan ke Prabowo

Kamis 16 Agu 2018, 1 : 32 pm

JAKARTA-Front Pembela Islam (FPI) sesuai arahan KH. Habib Rizieq Shihab telah menarik dukungan politik kepada pasangan Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Sandiaga Uno karena mengabaikan “ijtima ulama”.

Organisasi yang memiliki jutaan pengikut ini merasa kecewa karena Prabowo Subianto mengabaikan kesepakatan para ulama.

Demikian mengutip situs www.majalahperwira.com, Kamis (16/8/2018).

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum FPI, H. Sobri Lubis melalui tayangan video TV Dakwah yang diperoleh Relawan Rumah Nusantara (RRN) The President Center Jokowi-KH. Maruf Amin (JOMA) Dua Periode.

Dalam video berdurasi empat menit tersebut telah ditonton lebih 500 ribu orang dan di like 2,2 jt yang ditayangkan di TV Dakwah.

Menurut Sobri Lubis, awalnya FPI dan para ulama mendukung Probowo dengan harapan akan membawa kemajuan bagi bangsa dan umat Indonesia. Ijtima ulama telah memilih Probowo Subianto menjadi Presiden RI 2019. Kemudian Wakil Presiden direkomendasikan dari kalangan ulama.

Cawapres dari ulama berdasarkan Ijtima ulama adalah Salim Asegaf Al Jufri. Jika beliau tidak bersedia maka ada Ustad Abdul Somad (UAS). Ternyata UAS tidak berkenan. Kemudian ulama bermusyawarah lagi dan muncul nama-nama yang luar biasa. Dua nama ulama Ustad Arifin Ilham dan AA Gym juga menyatakan siap menjadi Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto.

“Tapi jika Prabowo Subianto menolak Calon Wakil Presiden dari kalangan ulama yang direkomendasikan oleh Imam Besar Habib Rizieq Syihab dari Mekah, maka kamipun akan menarik dukungan dan menyerahkan urusannya kepada Allah,” tegas Sobri Lubis.

Pada kenyataannya Prabowo Subianto melanggar hasil Ijtima Ulama dan lebih memilih Pengusaha Sandiaga Uno. Padahal sebelumnya tidak ada nama Sandiaga Uno sebagai kandidat Cawapres Prabowo Subianto.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kenaikan Harga Properti Residensial Meningkat

JAKARTA-Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) triwulan II-2014
Utang global bond ini jika terealisasi semuanya maka nilainya mencapai 536 triliun rupiah, itu dari global bond saja. Lalu bagaimana utang Pertamina sekarang yang nilainya sudah hampir 600 triliun rupiah.

Negara Dirampok Lagi Melalui JPSK

Oleh: Salamuddin Daeng Meski pemerintah belum secara resmi menyatakan bahwa